Kamis, 10 Maret 2011

insyaALLAH, aku tak takut kehilangan lagi...!! ^_^

Dari lantai II, beranda kamarku, tepat di bawah langit malam yang tak berbintang, laptop ini ku-otak-atik gak jelas..
langit pun memandangku dengan mata telanjang...

seakan memahami maksud jeritan hatiku :


"YA RABB, aq telah kehilangan.."
"aq telah kehilangan..."


kehilangan yg sangat kecil yg tak pantas aq PIKIRKAN..

kehilangan semu yang tak berarti...!!

ntah kenapa ketika aq merasa kehilangan aq hanya duduk terdiam dan membisu,,menerawang ke langit-langit mendengar kabar "kehilangan:".
setelah itu aku..aku..aku...

"TARAAAAAAAAAAAAAAA....!!!!!!!!!!!! I AM HAPPY AGAIN...!!! i get up again...!!!



GUBRAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKZZZZZZZ...........


FENOMENA YG MENYEDIHKAN ketika hanya kehilangan sesuatu yg tak berarti akan membuat kita surut dan tenggeam dalam kesedihan .."BLUPP..BLUPPP...BLUPP.."


maklumlah,kawan..!! kita hanya kehilangan dalam skala kecil,,

yg menyedihkan ialah ketika kita akan kehilangan identitas keISLAMan kita dan ternyata tidak menyadarinya...

HUWAAAAAA...




mw tahu???


ni..buacaaa.....!!! moga bermanfaat...!!!

khalifah ke dua, Amirul Mukminin Umar ibnu Khatthab:
”Letakkan kehidupan dunia itu dalam genggaman tangan anda, jangan letakkan dunia didalam hati anda.”




~sehingga ketika kita akan kehilangan sesuatu yg sangat kita sayangi, kita tidak akan tinggal berlarut-larut..kecuali keISLAMan yang memang telah melekat di hati, hati gak kan mungkin lepas,broo...!!~

@nie lagi....

Bagaimana bila kita meletakkan “sesuatu” itu ditangan kita? Bisakah “sesuatu” itu kita lemparkan menjauh dari kita? Bisakah “sesuatu” itu kita masukan ke dalam saku kita? Tentu jawabannya adalah bisa. Mengapa? Karena sesuatu itu ada di tangan kita pastilah ada di dalam kendali kita mau kita apakan saja bisa. Kita tinggalkan bisa, kita lempar bisa, kita berikan ke seseorang juga bisa.

Sebab semuanya masih ada dalam kendali kita. Hal ini akan lain bila “sesuatu” itu ada dalam “hati” kita. Sebab sesautu yang sudah melekat di dalam hati akan sulit kita lepaskan. Dan bila kita lepaskan, maka biasanya akan terasa sakit. Oleh karena itu nasihat sang khalifah ini benar-benar bijak. Letakkan dunia ini hanya sebatas di dalam genggaman tangan saja. Jangan sampai masuk ke hati. Iblis dan setan berusaha merayu kita untuk meletakkan dunia itu tidak hanya di dalam genggaman tangan tetapi sampai masuk ke hati.

Khalifah Umar bin Khatthab benar. Mengapa dunia cukup hanya kita letakkan di dalam genggaman dan tidak dalam hati. Sebab nilai dunia bila dibandingkan dengan nikmat akhirat adalah tiada bandingnya. Perhatikanlah sabda Rasulullah SAW tentang nilai dunia:

“Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan,maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat? (HR Muslim)

Rasulullah SAW telah mengigatkan kita dalam sabdanya :
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing, atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat.” (HR Bukhari)


Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada (malaikat) yang menghitung. Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui (QS Al Mu’minuun : 112-114)

Dari ayat di atas ada sesuatu yang menarik yang perlu kita cermati. Allah bertanya kepada manusia berapa tahun? Tetapi jawaban manusia ternyata sehari atau setengah hari. Apakah ada yang salah dalam teks Al Quran yang mulia tersaebut? Ternyata tidak . Allah bertanya berapa tahun dan manusia menjawab sehari atau setengah hari ini menunjukan adanya perbedaan perhitungan waktu antara dunia dan akhirat.

Hitungan tahunan dalam sekala kehidupan dunia setara dengan hitungan hari di akhirat. Dari sini kita tahu bahwa ternyata waktu kita hidup di dunia bila dibandingkan dengan bentangan waktu di akhirat sungguh tidaklah setara. Bila kita simak ayat-ayat berikut tentu kita akan lebih mengetahui betapa waktu dunia tidaklah berarti bila dibadingkan perhitungan-perhitungan waktu di akhirat:

“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari (QS An Naazi’aat : 46)

“Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka,(mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia)hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk (TQS Yunus [10] : 45)

Allah berkuasa atas waktu, di akhirat waktu benar-benar tidak setara dengan perbandingan waktu di dunia. Hal ini memberi pelajaran bagi kita bahwa perantauan kita ini benar-benar singkat. Sehingga Rasulullah tidaklah salah bila menambahi di akhir hadit dengan kata-kata “atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat.”

bila waktu diakhirat sangat tak terbatas, marilah kita hitung perbandingan rata-rata umur manusia di dunia dengan perbandingan lama penantian kita di padang masyhar saja. Rasulullah SAW bersabda:

“Bagaimana keadaan kalian jika Allah mengumpulkan kalian di suatu tempat , seperti berkumpulnya anak-anak panah di dalam wadahnya selama 50.000 tahun dan Dia tidak menaruh kepedulian terhadap kalian?” (HR Hakim dan Thabrani)

maka perantauan kita di dunia bila dibandingkan dengan lamanya kita menunggu di padang masyar untuk dikhisab hanyalah terasa selama : 2 menit 1 detik (trisnpirasi dari training ustad felix) . Sungguh benar apa yang disampaikan Rasulullah hidup senilai 2 menit 1 detik bila dibandingkan dengan waktu di padang masyar, bak air setetes dibandingkan air seluruh lautan.


“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati .”(QS al Anbiya [21] : 35)
Dan bila ajal itu telah tiba, maka tak dapat seorangpun mengundurnya:
“Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).” (QS Yunus : 49)

pesan singkatku :

kehilangan sesuatu yg sgt kita sayangi memang menyakitkan tp yang harus kita pahami ialah ketika Allah akan menakdirkan kita untuk kehilangan maka bersiap-siaplah untuk kehilangan krn tak ada yg abadi di dunia ini. semua yg bernyawa pasti akan merasakan mati..
dan karena kehilangan org yg kita sayangi akan melatih kita untuk ttp tegar dan sadar bahwa dunia ini hanya sementara. yg terpenting lagi ialah "moga kita dipertemukan dgn org2 yg kita cintai di surgaNya tentunya cinta karena ALLAH..

Di akhirat Allah berfirman, "Di mana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, maka hari ini Aku akan menaungi mereka dengan naungan yang tidak ada naungan kecuali naunganKu." (HR. Imam Muslim).

ALLAHU AKBAR...@!!!

SEMAANGATTTTTTTTTTTTTTTTTT!!!!!!!!!!!!

perjuangan belum berakhir...

(tiada kemuliaan tanpa ISLAM, tak sempurna islam tanpa SYARI'AH,tegakkah islam di bumi ALLAH, ALALAHU AKBARR....!!!)


BY

K.A.F (ME)






izinkan aku menggenggam cinta yang tak kan hilang..cinta sang pemilik cinta..kepunyaan ALLAH, cinta sejatiku hanya untukMu, Kekasihku....!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar