Kamis, 25 April 2013

Menyambut Tamu Penguasa Kafir Imperialis. Bagaimana Syariatnya?

Syariat Memuliakan Tamu


Memuliakan tamu merupakan salah  satu kewajiban bagi umat islam.Rasulullah saw bersabda:

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menyambung tali persahabatan; dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik-baik saja atau hendaklah dia diam saja" (HR. Bukhari dan Muslim)

Begitu pula hadits riwayat Imam Bukhari yang lain bahwa Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya pada saat istimewanya."Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah saw, apakah saat istimewa itu? Beliau bersabda, "Hari dan malam pertamanya. Bertamu itu adalah tiga hari. Kalau lebih dari tiga hari, maka itu adalah sedekah.


definisi tamu yang dimaksud mencakup tamu mukmin maupun kafir. Baik laki - laki maupun Perempuan. Semua tamu wajib dimuliakan dan dihormati berdasarkan hadits tersebut. Bagi seorang muslim diperintahkan untuk k memenuhi hak-hak tamu sesuai kemampuannya.

Menyambut Tamu Penguasa Kafir Imperialis. bagaimana syariatnya?

Lantas bagaimana jika tamu yang dimaksud adalah tamu dari kalangan penguasa kafir imperialis yang telah terbukti tega mendzalimi, menjajah dan   membunuh kaum Muslim, dan menistakan kesucian agama Islam? Apakah ketentuan hadits tersebut berlaku?

Jawabnya jelas Haram , karena telah terbukti menzholimi, merampas harta, merusak  kehormatan, dan menumpahkan ribuan nyawa kaum muslimin.

Maka dari itu nampak larangan menampakkan sikap loyalitas dan berkasih sayang kepada orang-orang kafir penjajah.

sebagaimana firman Allah dalam surat AL Mumtahanah (60) ayat (1)
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman-teman setia sehingga kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal mereka telah ingkar kepada kebenaran yang disampaikan kepadamu. Mereka mengusir Rasul dan kamu sendiri karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang, dan Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus."

sebagaimana dalam QS. Ali ‘Imran (3): 118-119

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: “Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati”.


Kedua, Keharaman menyakiti kaum Muslim.

Allah swt berfirman dalam surah  Al Ahzab (33):58


" Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang Mukmin dan Mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata .

Nabi saw  bersabda:

«الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ، مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»

Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, ia tidak akan mendzaliminya dan tidak akan menyerahkannya kepada musuh. Barangsiapa berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari seorang muslim maka dengan hal itu Allah akan menghilangkan salah satu kesusahannya dari kesusahan-kesusahan di Hari Kiamat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di Hari Kiamat .(HR. Imam Bukhari dan Muslim)


"Barangsiapa yang membela saudaranya saat tidak ada di dekatnya, maka Allah akan membelanya di dunia dan di akhirat”. [HR. Imam Asyi Syihab dari Anas bin Malik ra, dalam Musnad Asy Syuihab]
Wujud pembelaan seorang Muslim terhadap saudara-saudaranya yang pada saat ini dijajah dan dianiaya oleh Amerika Serikat adalah menolak kunjungan mereka, dan tidak menyambutnya dengan keramahan dan kasih sayang."



مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ رَدَّ اللهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَة

"Barangsiapa yang melindungi kehormatan saudaranya, maka Allah akan menolak api neraka di Hari Kiamat dari wajahnya”.
 (HR. Imam Tirmidziy dari Abu Darda' ra. )

Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa yang melindungi kehormatan saudaranya pada saat tidak berada di dekatnya, maka Allah pasti akan membebaskannya dari api neraka".

(HR. Ishaq bin Rahwiyyah dari Asma' binti Yazid)

Kesimpulan :

1. Seorang Muslim, terlebih  penguasa Muslim diharamkan  menerima bahkan menyambut kedatangan penguasa kafir yang jelas-jelas memusuhi dan memerangi umat islam.
2. SIkap seorang muslim terlebih penguasa kafir adalah tegas terhadap orang kafir penjajah dan berkasih sayang terhadap sesama muslim. 
3. Kewajiban penguasa Muslim adalah mengayomi dan  membebaskan saudara-saudara Muslimnya dari penjajahan bahkan pembunuhan dari kafir imperialis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar