Kamis, 10 Maret 2011

Nasihat Berharga untuk Wanita Muslimah



Segala puji bagi Allah. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kapada Rasulullah, para keluarga dan para sahabat beliau, serta kepada orang-orang yang mengikuti jejak dan petunjuk beliau sampai hari pembalasan.

Selanjutnaya : Saya menulis nasehat yang sedarhana ini kepada setiap ukhti muslimah, yang telah rela Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagai Rasul Allah.

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Diriwayatkan dari Anas radliyallah 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حتَّى يُحِبَّ لأَخيهِ ما يُحِبُّ لِنَفسه

“Tidak beriman seseorang diantara kamu sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Muttafaq Alaih)

Maka, baris-baris sederhana ini sengaja ditulis untuk anda dari sesama saudara muslim yang bersaksi atas nama Allah bahwa ia sangat mencintai saudarinya sebamana cintanya kepada keluarga dan saudari-saudari muslimah lainnya.

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Hendaknya kita tahu dengan penuh keyakinan, kita tidak diciptakan main-main tanpa ada arti dan tidak pula dibiarkan begitu saja tanpa tujuan dan pertanggung-jawaban. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman :

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang Sebenarnaya; tidak ada tuhan (yang paling berhak disembah) kecuali Dia, Tuhan (yang Mempunyai) Arsy yang Mulia.” (QS. Al-Mu’minun: 115-116)

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung-jawaban)?” (QS. Al-Qiyamah: 36).

Tapi kita telah diciptakan oleh Allah, Pencipta alam yang indah ini, untuk suatu tujuan yang agung, sebagai mana firman Nya:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia malainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.” (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Allah juga telah menerangkan kepada kita tentang ibadah tersebut dengan pengertiannya yang meliputi seluruh aspek kehidupan melalui para Rasul shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana firman Nya :

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ

“Sesungguhnya Kami telah mengutus para rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat melaksanakan keadilan.” (QS. Al-Hadid: 25).

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (untuk menyerukan): ’Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.” (QS. An-Nahl:36).

Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan kepada kita nikmat dengan mengutus Muhammad bin Abdullah shallallahu 'alaihi wasallam, sebagai nabi terakhir dan rasul yang diutus untuk seluruh umat manusia. Allah Ta'ala berfirman :

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah (Rasulullah) dan penutup para nabi.” (QS. Al-Ahzab:40).

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Katakanlah: ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada tuhan (yang paling berhak disembah) selain Dia, Yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan. Maka berimanlah kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat Nya (kitab-kitab Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al-A’raf: 158).

Maka segala puji bagi Allah atas nikmat islam.

Wahai saudariku, Ukhti Muslimah. Ketahuilah –semoga Allah memberi taufiq kepada anda untuk setiap kebaikan-, bahwa Islam telah mengatur kehidupan seorang muslim dan muslimah sesuai dengan sistem yang datang dari Pencipta alam ini, Dzat Yang Maha Tinggi dan Maha Suci, Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Untuk itu, saya wasiatkan agar anda berpegang teguh pada ajaran–ajaran agama islam ini, baik yang kecil maupun yang besar, disetiap waktu dan tempat. Dan hendaknya Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjadi sinar penerang yang menerangi jalan anda. Semoga Allah menjaga dan memelihara anda.

. . . Saya wasiatkan agar anda berpegang teguh pada ajaran–ajaran agama islam ini, baik yang kecil maupun yang besar, disetiap waktu dan tempat. . .

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Ketahuilah –semoga Allah menjaga anda- bahwa kebahagiaan di dunia dan akhirat tergantung pada pelaksanaan syari'at Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam kehidupan kita. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia beriman, maka sesungguhnya Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami akan berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl: 97).

Dan berhati-hatilah dari pengaruh kebatilan syetan dari kalangan manusia dan jin, yang sudah dimake up sedemikian rupa oleh mereka, karena mereka sangat berbahaya. Pencipta Anda dan Pencipta alam semesta ini telah mengingatkan dalam Al-Qur’an:

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan dari ( jenis) manusia dan (jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah-indah untuk menipu ( manusia).” (QS. Al-An’am: 112).

“Dan demikian juga, telah Kami jadikan untuk setiap nabi musuh dari orang-oang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi Petunjuk dan Penolong.” (QS. Al-Furqan:31).

Wahai saudariku, ukhti Muslmah. Berbekallah dengan ilmu agama dari Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam. Usahakan agar dapat menghafal Kitabullah atau semampumu yang dapat anda hafalkan. Belajarlah rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam, dan Ihsan. Praktekkanlah semua itu dalam kehidupan nyata anda. Jadilah anda –semoga Allah memberi taufik kepada anda untuk apa yang dicintai dan diridhai Nya- suri tauladan yang baik untuk keluarga dan saudari-saudari anda, yang lain, yang muslimah.

Wahai saudariku, ukhti Muslmah. Berbekallah dengan ilmu agama dari Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam.

Usahakan agar dapat menghafal Kitabullah atau semampumu yang dapat anda hafalkan.

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Belajar dan laksanakanlah hadits berikut ini; Dari Umar bin Khattab radliyallah 'anhu berkata: “Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu hari tiba-tiba datang seorang laki-laki berpakaian putih sekali dan rambut hitam pekat, tidak tampak padanya bekas perjalanan jauh dan tak seorangpun diantara kita yang mengenalnya, sampai duduk dekat beliau kemudian menyandarkan kedua dengkulnya dengan dengkul beliau dan berkata: ‘Hai Muhammad, beritahu aku tentang Islam!’

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: ‘Islam adalah agar engkau bersaksi bahwa tiada tuhan (yang paling berhak disembah) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadan, dan agar ungkau menunaikan haji ke Baitullah jika engkau mampu melaksanakan perjalanan kesana.’

Ia berkata: ‘engkau benar.’

Kami semua heran kepadanya karena dia bertannaya pada beliau dan membenarkannya.

Kemudian ia bertannya: ’Beritahu aku tentang Iman’.

Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: ’Agar engkau berinan kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNYa, Rasul-rasulNya, Hari Kemudian, dan agar engkau beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk.’

Ia berkata: ‘engkau benar’

Kemudian ia bertannya lagi : ’Beritahu aku tentang Ihsan!’

Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: ‘Agar engkau beribadah kepada Allah seakan –akan engkau melihat Nya, jika engkau tidak melihat Nya sesungguhnya Dia melihat engkau.’

Tanyanya lagi: ‘Beritahu aku tentang Qiamat.’

Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: ‘Yang ditanya tidak lebih tahu tentangnya daripada yang menanya.”

Tanyanya lagi: ‘Beritahu aku rentang tanda-tanda nya (qiamat).’

Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: ‘Seorang budak perempuan melahirkan majikannya, dan engkau lihat orang-orang bangkit tanpa sandal dan tanpa pakaian dan tanpa khitan, para pengembala kambing membangun gedung-gedung pencakar langit.’

Kemudian orang tersebut pergi dan saya diam lama sekali, lalu beliau bertannya: ’Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertannya tadi?’

Aku jawab: ‘Allah dan Rasul Nya lebih tahu’.

Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: ‘Dia adalah Jibril telah datang padamu untuk agamamu kepadamu.” (Riwayat Muslim).

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Hayatilah ayat-ayat berikut ini. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ

"Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonan mereka(dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah sebagian turunan yang lain.” (QS. Ali Imran:195).

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ

“Dan orang-orang yang beriman kepada Tuhannyadibawa kedalam surga berombang-rombang (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunys telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:’Kesejahteraan (dilimpahkan) kepada kalian, berbahagialah kalian. Maka masukilah surga ini, sedang kalian kekal didalamnya.’ Dan mereka mengucapkan:’Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji Nya kepada kami dan telah (memberi) kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat didalam surga diman saja yang kami kehendaki.’Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal.” (QS. Az-Zumar:73-74). [PurWD/voa-islam.com]

Tips Menjadi Ibu Rumah Tangga yang 'Kuat'

PEPATAH Meksiko mengatakan, “Bangunan rumah tidak bertopang pada tanah, tapi bertopang pada seorang wanita.”

Ini mengingat, wanita yang kuat merupakan fondasi sebuah keluarga yang solid. Wanitalah yang memelihara dan menjaganya. Dia harus membimbing dan menjaga anak-anak, melayani dan merawat suami, namun dia jugalah yang harus memanjakan dan menghormati dirinya. Dengan demikian, jika seorang ibu rumah tangga dapat menjamin dan memastikan kekuatannya sendiri, maka dia dapat menjaga soliditas rumah dan keluarganya.

Maka, bagaimana caranya agar wanita yang menjadi ibu rumah tangganya dapat memelihara kekuatan, kemampuan, dan ketangkasannya demi menjaga fungsi rumahnya secara lembut? Realita menyebutkan bahwa ada sejumlah ‘piranti’ yang bisa digunakan untuk menjamin efisiensi rumah dan keluarga yang teratur dengan baik. Di antaranya:

Senyum dan Salam

Semua orang tahu betapa pentingnya seulas senyum, bahkan bagi orang asing sekalipun. Senyum tergolong sebagai bentuk sederhana dari sedekah. Jadi bayangkan Anda bangun tidur memulai aktivitas di pagi hari lalu melayangkan senyum kepada suami dan anak-anak. Senyuman hangat dan salam yang tulus bisa menjadi amunisi untuk memulai rutinitas sehari-hari. Dengan tersenyum, lalu mengucapkan: “assalamu’alaikum”, maka Anda siap untuk berjalan di atas rel kebahagiaan.

... Semua orang tahu betapa pentingnya seulas senyum, bahkan bagi orang asing sekalipun. Senyum tergolong sebagai bentuk sederhana dari sedekah...

Namun, berapa banyak wanita yang benar-benar mau meluangkan waktu beberapa detik untuk melakukan hal-hal di atas setiap pagi hari? Atau justru kebanyakan mereka malah ngedumel dan mengeluh begitu alarm dimatikan, lalu bergegas ke kamar mandi, berwudhu, melaksanakan shalat Shubuh, menyiapkan seragam sekolah anak-anak, menyiapkan sarapan mereka, dan mengantarkan mereka untuk pergi ke sekolah. Lalu bagaimana mereka menyambut suami-suami mereka di pagi hari? Apakah mereka mengucapkan salam penuh cinta kepada ayah dari anak-anak mereka?

Sebuah senyuman merupakan ‘piranti’ sederhana yang mampu mengobati berbagai penyakit sosial dan domestik saat ini. Bukan hanya mampu membuat hari seseorang menjadi lebih cerah, tetapi senyuman juga bisa membuat Anda merasa lebih baik. Maka cobalah. Karena sungguh berat untuk bisa marah kepada anak-anak Anda, ketika Anda telah tersenyum kepada mereka.

Melayani dan Melindungi

Senyuman baru permulaan saja. Namun, senyuman saja tak bisa membuat anak untuk mau mengenakan baju dan berangkat ke sekolah. Diperlukan pelayan dan perlindungan seorang ibu. Motto melayani dan melindungi bukan hanya miliki kepolisian saja. Setiap ibu harus mau melakukan kedua hal tersebut ketika dia memutuskan untuk menikah dan membangun sebuah keluarga. Ya, seorang ibu rumah tangga harus melayani dan melindungi keluarganya dari penyakit dan setan yang memiliki wujud banyak. Bagaimanapun, sejauh mana dia mampu melindungi, maka gangguan-gangguan yang menderita keluarganya dapat dengan mudah diidentifikasi.

...Ya, seorang ibu rumah tangga harus melayani dan melindungi keluarganya dari penyakit dan setan yang memiliki wujud banyak...

Dan hal pertama yang harus dilakukan untuk melayani adalah menghormati seluruh anggota keluarga, baik tua maupun muda. Pun demikian dengan memberikan rumah yang aman, nyaman, dan bersih untuk mereka. Jadi, secara simultan, dia mesti melayani suami dan anak-anaknya.

Seorang wanita atau ibu yang melayani anak-anaknya dengan baik adalah dia yang mau memandikan, mengenakan pakaian, dan memberi makan mereka tanpa kesulitan dan keluh-kesah. Seorang wanita atau istri yang melayani suaminya dengan baik adalah dia yang mampu menjalankan fungsi rumah secara efisien dalam hal bujet, dan efektif dalam bekerja.

Ibu rumah tangga yang kuat tidak menghabiskan waktu dan uang belanja secara sembrono. Sebaliknya, dia dipercayakan suaminya untuk memenej urusan rumah tangga secara akurat dan seimbang. Karena dia adalah kepala rumah tangga ketika suaminya bekerja di luar rumah. Jadi dia bertanggungjawab atas stabilitas keluarga. Dalam melayani suaminya, dia peduli terhadap hal-hal dipedulikan suaminya; dia peduli terhadap rumah, anak-anak, dan dirinya sebagai seorang istri.

Shalat Berjamaah dan Kelanggengan

Ibu rumah tangga yang kuat saja tidak cukup untuk melindungi keluarganya dengan sepenuhnya. Karena hanya Allah saja yang dapat memberikan perlindungan sepenuhnya. Maka, seorang ibu rumah tangga yang muslim harus menyadari hal demikian, mengikutsertakan shalat dan doa dalam aktivitas sehari-hari keluarganya. Karena seorang ibu rumah tangga yang telah membangun fondasi kokoh keluarganya, maka dia akan mengajarkan anak-anaknya shalat dan berdoa. Dia akan mengajarkan mereka memohon ampunan dan berkah kepada Allah.

...ibu rumah tangga yang membangun fondasi kokoh keluarganya, maka dia akan mengajarkan anak-anaknya shalat dan berdoa. Dia akan mengajarkan mereka memohon ampunan dan berkah kepada Allah...

Selanjutnya, dia juga akan mendorong suami dan anak-anaknya untuk melaksanakan shalat berjamaah. Karena keluarga yang shalat berjamaah lebih kompak dan solid. Shalat menjadi dasar soliditas sebuah keluarga. Ini mengingat, manajemen keluarga yang baik terletak pada kebersamaan anggota keluarga itu sendiri.

Anak-anak menghabiskan waktu sekitar enam hingga delapan jam setiap harinya di sekolah dan jam-jam “bangun” yang mereka habiskan bersama keluarga cukup terbatas. Oleh karena itu, orang yang paling sering dilihat anak-anak di rumah –maksudnya adalah ibu– memiliki tanggung jawab yang besar. Dengan demikian, ibu menjadi basis utama doktrin etika yang diyakini anak-anaknya. Dia menjadi contoh terbaik dari apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Jadi, para ibu harus menyadari tanggung jawab tersebut.

Bertanyalah

Dan terakhir, ada satu hal yang harus dilakukan, yaitu ajukanlah pertanyaan sebanyak-banyaknya. Karena seorang ibu rumah tangga yang baik adalah seseorang yang memiliki perhatian kepada ‘garapannya’ dengan cara bertanya tentang kondisi mereka. Jadi, apakah Anda sudah cukup banyak bertanya? Seberapa baik Anda mengetahui anak-anak Anda? Seberapa baik Anda mengetahui suami Anda? Anda mungkin tahu hal-hal apa yang disukai dan tidak disukai anggota keluarga Anda. Tapi apakah Anda mengetahui kelemahan suami Anda dan bagaimana cara mendukung dirinya? Kalau anak-anak kecil seringkali mengajukan pertanyaan: “mengapa” kepada orangtuanya, maka Anda harus belajar bertanya: siapa, apa, kapan, di mana, dan lain sebagainya.

Semua ini tidak bermaksud untuk mengintai anggota keluarga atau mencampuri urusan mereka. Semua ini tentang mencurahkan perhatian dan membangun kedekatan emosional. Maka tanyalah suami Anda tentang pekerjaannya, tanyalah anak-anak Anda tentang hari-harinya di sekolah. Seorang ibu yang baik mengetahui dengan baik apa yang dilakukan anak-anaknya di sekolah tanpa harus menunggu acara pertemuan orangtua murid dan guru.

Jadi, tidak mudah memang menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik. Meski demikian, jika dibantu dengan memohon dan dekat dengan Allah serta berbagai ‘piranti’ yang memudahkan pekerjaan rumah tangga dan manajemen keluarga, maka insya akan terasa ringan dan gampang.

... Menjadi ibu rumah tangga bukan berarti menganggur. Justru menjadi ibu rumah tangga berarti mempersiapkan generasi yang akidahnya lurus, ibadahnya terjaga, akhlaknya baik, dan fisiknya sehat...

Tak perlu berkeluh-kesah, berkecil hati, atau malu. Karena semua hal itu bernilai pahala baginya. Menjadi ibu rumah tangga bukan berarti menganggur. Justru menjadi ibu rumah tangga berarti mempersiapkan generasi yang akidahnya lurus, ibadahnya terjaga, akhlaknya baik, dan fisiknya sehat. Salah besar jika ada yang menganggap bahwa menjadi ibu rumah tangga itu tidak bergengsi dan terhina karena tidak bekerja di sebuah institusi kerja resmi yang memberikan upah setiap bulannya.

Dalam sabdanya, Rasulullah mengatakan, “Wanita (istri) adalah seorang pemimpin (ra’iyah) atas ahli bait suaminya dan anak suaminya dan dia akan ditanya tentang mereka.”

Jelas, wanita sudah memiliki amanah dan tugas tersendiri yang harus dipikulnya dengan sebaik-baiknya. Dan yang menetapkan amanah dan tugas tersebut bukan sembarang orang tapi manusia yang paling mulia, paling berilmu dan paling takut kepada Allah, yaitu Rasulullah sebagai pengemban syariat yang diturunkan oleh Allah dari atas langit yang ketujuh. Dan semua yang beliau tetapkan tidaklah bersumber dari hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diturunkan kepada beliau. Maka berbahagialah menjadi seorang ibu rumah tangga. [ganna pryadha/voa-islam.com]

KARTINI BUKAN "PEJUANG GENDER"



Tanggal 21 April adalah peringatan Hari Kartini yang dinobatkan sebagai pejuang emansipasi. Dia digambarkan sebagai sosok yang bersemangat memperjuangkan kaum perempuan agar mempunyai hak yang sama dan sejajar dengan kaum pria. Sembari terus mendorong perempuan Indonesia untuk menempati posisi-posisi yang biasanya didominasi oleh pria. Bagai gayung bersambut, kaum perempuan Indonesia pun bergegas mencari peluang karir setinggi-tingginya tanpa peduli harus mengorbankan keluarga maupun harga dirinya. Tapi, benarkah semua ini sejalan dengan perjuangan Kartini ?

Agaknya kesimpulan ini terlalu terburu-buru. Salah satu cara untuk mengenal Karitini lebih jauh adalah dengan membaca buku kumpulan surat-surat Kartini kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda. Dalam bukunya tersebut tampak bahwa Kartini adalah sosok wanita yang berani menentang adat-istiadat yang kuat di lingkungannya. Dia menganggap setiap manusia sederajat sehingga tidak seharusnya adat-istiadat membedakan asal usul keturunannya. Memang, pada awalnya Kartini begitu mengagungkan kehidupan Liberal di Eropa yang tidak dibatasi oleh tradisi sebagaimana di Jawa. namun, setelah sedikit mengenal Islam, Kartini justru mengkritik peradaban masyarakat Eropa dan menyebutnya sebagai kehidupan yang tidak layak disebut sebagai peradaban.

Pemikiran Kartini berubah ketika telah mengenal Islam, yang tadinya menganggap Barat (Eropa) sebagai kiblat, kini menjadikan Islam sebagai landasan dalam pemikirannya.Semua itu terlihat dari surat-surat Kartini, salah satu suratnya ditujukan kepada Abendanon, 27 Oktober 1902 yang isinya: 'Sudah lewat masamu, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami. Apakah ibu sendiri menganggap masyarakat itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik sesuatu yang indah dalam masyarakat ibu terdapat hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?'.
Demikian juga surat Kartini kepada Ny. Van Kol. 21 Juli 1902 yang isinya: 'Moga-moga kami mendapat rahmat dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai'.

Setelah mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya dan mengkaji isi al-Qur'an, Kartini terinspirasi oleh firman Allah SWT. yang artinya: ...mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman) (TQS. Al-Baqarah [2] : 257) yang kini diistilahkan Armun Pane dalam tulisannya dengan "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Kartini memiliki cita-cita yang luhur, yaitu mengubah masyarakat, khususnya kaum perempuan yang tidak memperoleh hak pendidikan, juga untuk melepaskan diri dari hukum yang tidak adil dan paham-paham materialisme, untuk kemudian beralih kepada keadaan ketika kaum perempuan mendapatkan akses untuk mendapatkan hak dalam menjalankan kewajibannya. Ini terlihat sebagaimana tulisannya kepada Prof. Anton dan Nyonya pada Oktober 1902, yang isinya: 'Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan. Bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya, tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yaitu menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama'.

Tidak ada keinginan Kartini untuk mengejar persamaan hak dengan laki-laki dan meninggalkan perannya dalam rumah tangga. Bahkan ketika dia menikah dengan seorang duda yang memiliki banyak anak, Kartini sangat menikmati tugasnya sebagai istri dan ibu bagi anak-anak suaminya.

Beberapa surat Kartini di atas setidaknya menunjukkan bahwa Kartini berjuang dalam rangka mengubah keadaan perempuan pada saat itu agar bisa mendapatkan haknya, yaitu menuntut ilmu (pendidikan) dan pengajaran untuk kaum perempuan yang juga merupakan salah satu kewajiban dalam Islam, bukan berjuang menuntut kesetaraan (emansipasi) antara perempuan dan laki-laki sebagaimana yang diklaim oleh para pengusung ide feminis. Kini jelaslah, apa yang diperjuangkan oleh aktivis gender dengan mendorong perempuan meraih kebebasan dan meninggalkan rumah tangganya bukanlah perjuangan Kartini. Sejarah Kartini telah disalahgunakan sesuai dengan kepentingan para aktivis gender.

Kaum Muslim telah dijauhkan dari Islam dengan dalih kebebasan, keadilan dan kesetaraan gender. maka dari itu, kaum Muslimah harus segera bangkit dari tidurnya dan kembali pada Islam dengan menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu dan istri sekaligus menyadarkan Muslimah yang lain agar tidak tertipu dengan ide -ide gender yang sejatinya merendahkan martabat kaum perempuan, membahayakan generasinya, serta menjauhkannya dari agama.

EKSPRESI POLITIK PEREMPUAN


Kemiskinan, kekerasan (violence) dan ketidakadilan/diskriminasi adalah masalah kompleks yang menghinggapi kaum perempuan. Semua sudah menjadi realitas objektif yang tak terbantahkan. Persoalan krusial yang dialami kaum perempuan ini bergulir dari masa ke masa. Sinyalemen ini dibuktikan dengan angka-angka permasalahan perempuan terus meninggi tiap tahunnya. Berbagai fakta seringkali digunakan sebagai alat analisis untuk melihat keparahan masalah yang mengkukung perempuan. Sehingga wajar jika muncul semacam prejudice di sebagian kalangan perempuan, bahwa perempuan pada zaman apapun memang tak pernah diuntungkan.




Kemiskinan yang melanda perempuan dilatarbelakangi dari anggapan bahwa perempuanlah yang paling berat memikul beban kemiskinan, sementara pada saat yang sama, mereka tidak dapat mengakses kesempatan ekonomi, pemilikan lahan dan hak-hak yang lainnya.

Masalah kekerasan bak fenomena ‘gunung es’, artinya data yang didapat hanya merupakan gambaran kecil dari realitas sosial yang terjadi. Hal ini dikarenakan tindak kekerasan terhadap perempuan umumnya merupakan kasus yang sangat sulit dideteksi oleh sistem yuridis formal yang ada (The dark nimber of crimes). Persoalan diskriminasi pun masih ditengarai terjadi disemua aspek kehidupan, baik budaya, sosial, ekonomi, maupun politik.






^Partisipasi Politik Perempuan dalam Atmosfir Demokrasi^

Semua persoalan perempuan ini sudah diakui telah memunculkan simpati yang sangat besar pada sebagian kalangan dan terkristal menjadi sebuah ‘gerakan kesadaran’yang lebih dikenal dengan istilah feminisme. Kaum feminis percaya bahwa masalah yang terjadi pada perempuan diakibatkan ketidakadilan gender. Kesetaran genderpun menjadi sebuah keharusan jika keterpurukan perempuan ingin disembuhkan. Hal ini menuntut perempuan untuk terlibat aktif mengatasi persoalannya sendiri.

Pemberdayaan (empowerment) ini diperuntukkan mengubah arah dan sifat dari kekuatan-kekuatan sistemik yang memarjinalkan perempuan dan kelompok-kelompok rentan lainnya. Kekuatan sistemik tersebut mencakup seluruh struktur kekuasaan diberbagai level dan bidang, baik level pemerintahan/negara, masyarakat maupun keluarga ; serta di bidang politik, ekonomi, sos-bud, agama dan sebagainya. Selain itu para aktivis perempuan juga menuding budaya masyarakat yang patriarkis cenderung menjadikan peran politik perempuan berada pada posisi terpinggirkan dan senantiasa menjadi subordinat bagi peran politik laki-laki.

Sistem demokrasi yang merupakan turunan dari sistem kapitalis memberikan keleluasaan kepada semua orang untuk bebas berkeyakinan, memiliki sesuatu, dan berpendapat. Ini dimanfaatkan oleh kaum feminis untuk keluar leluasa dari habitat aslinya dengan masuk ke tataran kekuasaan dan legislasi atau dengan memperkuat kontrol dan akses aspirasi perempuan ke dalam wilayah tersebut ; baik dengan secara langsung menjadi anggota parlemen atau kabinet, menjadi penguasa atau elit kekuasaan, menjadi anggota partai politik dan sebagainya.

Cara pandang perspektif demokrasi dalam hal konsep perwakilan menambah semangat para kaum feminis untuk memperjuangkan hak mereka di lembaga pemerintahan. Mekanisme mayoritas dalam proses pengambilan keputusan pun mendorong kaum feminis untuk memenuhi kuota perempuan dalam parlemen. Semua diperuntukkan agar suara dan kebijakan memihak kepada perempuan. Karena mereka memandang negara membuat sejumlah kebijakan atau hukum pada posisi tidak menguntungkan perempuan. Siapa lagi yang lebih mengetahui kebijakan yang memihak perempuan kalau bukan dari kalangan perempuan itu sendiri. Oleh karena itu, diperjuangkanlah sistem kuota, keterwakilan perempuan dalam parlemen maupun pemerintahan diyakini akan terjamin.



Logika kaum feminis, perlu dipertanyakan!



Politik perempuan yang dipengaruhi oleh logika pemikiran demokratis melulu diartikan sebagai kekuasaan dan legislasi. Akibatnya ide pemberdayaan politik perempuan selalu mengarah agar perempuan mampu menempatkan diri dan berkiprah di elit kekuasaan, lembaga legislasi, atau minimal berani secara indefendent menyuarakan perempuan tanpa tekanan manapun. Padahal kenyataannya, masalah ada-tidaknya hubungan antara kiprah politik perempuan seperti itu dan tuntasnya persoalan perempuan masih debatable.

Tercapainya kuota di lembaga parlemen, pemerintahan maupun partai politik juga merupakan hal yang mendesak bagi kaum feminis. Semua untuk mewujudkan suara mayoritas perempuan sehingga kesetaraan gender pun dapat diraih juga setiap kebijakan berpihak pada perempuan. Namun langkah inipun tidak membuahkan hasil. Secara normatif, sistem demokrasi mengajarkan kebebasan berpendapat. Setiap perempuan pun memiliki visi sendiri-sendiri sesuai dengan karakter partai. Oleh karena itu, boleh jadi setiap perempuan anggota parlemen tidak memiliki suara yang sama dalam menyelesaikan permasalahan perempuan karena terkait dengan visi partai yang menaunginya.

Sementara itu, secara faktual, permasalahan perempuan juga tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan lintas sektoral yang ada dalam sistem negara. Indonesia yang bercorak kapitalistik pun tidak bisa meredam masalah yang sangat kompleks, terlebih masalah perempuan. Contoh nyata, Indonesia pernah mempunyai catatan top leader-nya adalah perempuan, ternyata bukan terselaikannya masalah perempuan namun makin hari makin bertambah permasalahan yang muncul. Semua permasalahan di negeri kita ini laksana benang kusut yang tidak bisa lagi terurai. Contoh lain di Filipina dan Bangladesh, yang juga dipimpin oleh wanita. Negara-negara tersebut sarat dengan berbagai konflik yang tak berujung. Kemudian negara Swedia, mereka adalah negara yang paling banyak menempatkan perempuan dalam parlemen yaitu 42,7 %. Akan tetapi, jumlah tersebut ternyata berkolerasi negatif terhadap banyaknya bayi yang dilahirkan tanpa perkawinan dan tingginya angka perceraian. Di sini menunjukkan adanya keinginan untuk menyelesaikan masalah di satu sisi namun menimbulkan akibat yang lebih buruk di sisi lainnya. Artinya sistem yang ada tidak menjamin menyelesaikan permasalahan, bahkan mereka membuat keadaan semakin terpuruk.



Kiprah Politik Muslimah



Keberadaan laki-laki dan perempuan di dalam kehidupan masyarakat menurut Islam sangat khas dan berbeda secara diametral dengan pandangan demokrasi. Islam memandang perempuan hakikatnya sama dengan laki-laki, yakni sama-sama sebagai manusia yang memiliki akal, naluri dan kebutuhan fisik. Selain itu, keberadaan perempuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laki-laki ; keduanya mengemban tanggung jawab yang sama dalam mengatur dan memelihara kehidupan ini sesuai dengan kehendak Allah Swt. Sebagai pencipta dan pengatur makhluknya.

Politik dalam konsep Islam tidak terbatas pada masalah kekuasaan dan legislasi saja, melainkan meliputi pemeliharaan seluruh urusan umat. Dalam hal ini, negara mengurusi urusan umat, umat bertindak sebagai pengawas dan pengoreksi pelaksanaan peraturan negara. Oleh karena keseragaman persfektif yang benar dalam memandang masalah dalam Islam tidaklah menjadi persoalan, apakah posisi seseorang itu sebagai penguasa dan pemegang kebijakan atau sebagai rakyat biasa, keduanya memiliki kewajiban yang sama dalam menerapkan dan menjalankan aturan Allah serta memiliki tanggung jawab bersama dalam menyelesaikan seluruh problem umat tanpa membedakan masalah laki-laki atau perempuan. Dengan demikian, mereka telah melakukan aktivitas politik

Partisipasi dan peran politik perempuan dalam Islam juga terkait dengan tanggung jawabnya sebagai ummu wa rabbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga). Muslimah yang mempersiapkan dan mencetak generasi handal bukanlah sebuah subordinasi atas perempuan. Namun peran politik ini sangat mempengaruhi keberlangsungan sebuah negara dalam menggantikan generasi penerus. Sudah saatnya perempuan berkiprah dalam politik Islam yang benar-benar menjamin penyelesaian masalah, bukan saja terkait dengan perempuan namun juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Wallahu a’lam.

Kelebihan Wanita Sholehah




Pada zaman akhir saat ini, Jumlah wanita lebih banyak daripada pria, sehingga sudah menjadi kewajiban kita untuk membimbing dan menjaga istri, anak, dan keluarga kita dari fitnah dunia, fitnah dajjal,dan fitnah harta , oleh karena itu agar wanita - wanita dikeluarga kita semangat dalam beramal maka kita sebagai laki-laki wajib membimbing mereka, karena ustadz dalam rumah kita adalah diri kita .
Adapun fadhilah wanita sholehah antara lain :

1. Doa wanita lebih maqbul dari lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat dari lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulallah SAW akan hal tersebut, jawab baginda : "Ibu lebih penyayang dari bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia."

2. Wanita yang solehah itu lebih baik dari 1,000 orang lelaki yang tidak soleh.

3. Seorang wanita solehah adalah lebih baik dari 70 orang wali.
4. Seorang wanita solehah adalah lebih baik dari 70 lelaki soleh.

5. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis kerana takutkan Allah SWT dan orang yang takutkan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

6. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan dari anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail AS

7. Tidaklah seorang wanita yang haidh itu, kecuali haidhnya merupakan kifarah (tebusan) untuk dosa-dosanya yang telah lalu, dan apabila pada hari pertama haidhnya membaca "Alhamdulillahi'alaa Kulli Halin Wa Astaghfirullah". Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan dan aku mohon ampun kepada Allah dari segala dosa."; maka Allah menetapkan dia bebas dari neraka dan dengan mudah melalui shiratul mustaqim yang aman dari seksa, bahkan AllahTa'ala mengangkatnya ke atas darjat, seperti darjatnya 40 orang mati syahid, apabila dia selalu berzikir kepada Allah selama haidhnya.

8. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW.) di dalam syurga.

9. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa taqwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah syurga.

10. Dari 'Aisyah r.ha. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka merekaakan menjadi penghalang baginya dari api neraka."

11. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.

12. Apabila memanggil akan engkau kedua ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

13. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

14. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan meredhainya. (serta menjaga sembahyang dan puasanya)

15. 'Aisyah r.ha. berkata "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW. siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ?" Jawab baginda, "Suaminya". "Siapa pula berhak terhadap lelaki ?" Jawab Rasulullah SAW. "Ibunya".

16. Seorang wanita yang apabila mengerjakan solat lima waktu, berpuasa wajib sebulan (Ramadhan), memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka pasti akan masuk syurga dari pintu mana saja yang dia kehendaki.

17. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (10,000 tahun).

18. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

19. Dua rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik dari 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.

20. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.

21. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.

22. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT

23. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.

24. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

25. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.

26. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya dari badannya (susu badan) akan dapat satu pahala dari tiap-tiap titik susu yangdiberikannya. 27. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempoh (2 1/2 tahun), makamalaikat-malaikat di langit akan khabarkan berita bahawa syurga wajibbaginya.

28. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.

29. Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak selesa kerana menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba.

30. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila diahiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.

31. Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatatkan baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya,bahkan segala sesuatu yang disinari sang suria akan meminta keampunan baginya, dan Allah mengangkatkannya seribu darjat untuknya.

32. Seorang wanita yang solehah lebih baik dari seribu orang lelaki yang tidak soleh, dan seorang wanita yang melayani suaminya selama seminggu, maka ditutupkan baginya tujuh pintu neraka dan dibukakan baginyalapan pintu syurga, yang dia dapat masuk dari pintu mana saja tanpa dihisab.

33. Mana-mana wanita yang menunggu suaminya hingga pulanglah ia, disapukan mukanya, dihamparkan duduknya atau menyediakan makan minumnya atau memandang ia pada suaminya atau memegang tangannya, memperelokkan hidangan padanya,memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya pada suaminya kerana mencari keridhaan Allah, maka disunatkan baginya akan tiap-tiap kalimah ucapannya,tiap-tiap langkahnya dan setiap pandangannya pada suaminya sebagaimana memerdekakan seorang hamba. Pada hari Qiamat kelak, Allah kurniakan Nur hingga tercengang wanita mukmin semuanya atas kurniaan rahmat itu. Tiada seorang pun yang sampai ke mertabat itu melainkan Nabi-nabi.

34. Tidakkan putus ganjaran dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya.

35. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suaminya melihat isterinya dengan kasih sayang akan di pandang Allah dengan penuh rahmat.

36. Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.

37. Wanita yang melayan dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan medapat pahala jihad.

38. Jika wanita memijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memijat suami bila disuruh akan mendapat pahala tola perak.

39. Dari Hadrat Muaz ra.: Mana-mana wanita yang berdiri atas dua kakinya membakar roti untuk suaminya hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api,maka diharamkan muka dan tangannya dari bakaran api neraka.

40. Thabit Al Banani berkata : Seorang wanita dari Bani Israel yang buta sebelah matanya sangat baik khidmatnya kepada suaminya. Apabila ia menghidangkan makanan dihadapan suaminya, dipegangnya pelita sehingga suaminya selesai makan. Pada suatu malam pelitanya kehabisan sumbu, maka diambilnya rambutnya dijadikan sumbu pelita. Pada keesokkannya matanyayang buta telah celik. Allah kurniakan keramat (kemuliaan pada perempuan itu kerana memuliakan dan menghormati suaminya).

41. Pada suatu ketika di Madinah, Rasulullah SAW. keluar mengiringi jenazah. Baginda dapati beberapa orang wanita dalam majlis itu. Baginda lalu bertanya, "Adakah kamu menyembahyangkan mayat ?" Jawab mereka,"Tidak". Sabda Baginda "Sebaiknya kamu sekalian tidak perlu ziarah dan tidak ada pahala bagi kamu. Tetapi tinggallah di rumah dan berkhidmatlah kepada suami niscaya pahalanya sama dengan ibadat-ibadat orang lelaki.

42. Wanita yang memerah susu binatang dengan "Bismillah" akan didoakanoleh binatang itu dengan doa keberkatan.

43. Wanita yang menguli tepung gandum dengan "Bismillah" , Allah akan berkahkan rezekinya.

44. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di Baitullah.

45. "Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan mejadikan 7 parit diantara dirinya dengan api neraka, jarak diantara parit itu ialah sejauh langit dan bumi."

46. "Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utus benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat."

47. "Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menganyam akan benang dibuatnya, Allah telah menentukan satu tempat khas untuknya di atas tahta di hari akhirat."

48. "Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang dan kemudian dibuat pakaian untuk anak-anaknya maka Allah akan mencatatkan baginya ganjaran sama seperti orang yang memberi makan kepada 1000 orang lapar dan memberi pakaian kepada 1000 orang yang tidak berpakaian."

49. "Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya,menyikatnya, mencuci pakaian mereka dan mencuci akan diri anaknya itu, Allah akan mencatatkan untuknya pekerjaan baik sebanyak helai rambut mereka dan memadamkan sebanyak itu pula pekerjaan jahat dan menjadikan dirinya kelihatan berseri di mata orang-orang yang memerhatikannya."

50. Sabda Nabi SAW: "Ya Fatimah barang mana wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, memotong kumis (misai) dan mengerat kukunya, Allah akan memberi minum akan dia dari sungai-sungai serta diringankan Allah baginya sakaratul maut dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman- taman syurga dan dicatatkan Allah baginya kelepasan dari api neraka dan selamatlah ia melintas Titian Shirat."

51. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.

52. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumahtangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal dari suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat dari yakut.

53. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat,tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya iaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.

54. Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah.

55. Salah satu tanda keberkatan wanita itu ialah cepat perkahwinannya,cepat pula kehamilannya dan ringan pula maharnya (mas kahwin).

56. Sebaik-baik wanita ialah wanita (isteri) yang apabila engkau memandang kepadanya ia menggirangkan engkau, jika engkau memerintah ditaatinya perintah engkau (taat) dan jika engkau berpergian dijaga harta engkau dan dirinya.

57. Dunia yang paling aku sukai ialah wanita solehah.

58. Rasulullah SAW bersabda bahwa, "Allah telah memberikan sifat iri (pencemburu) untuk wanita dan jihad untuk lelaki. Jika seorang wanita melatih kesabarannya dengan iman dengan mengharapkan pahala dari sesuatu perkara yang menyebabkannya menjadi cemburu (iri hati), seperti misalnya suaminya menikahi istri kedua, maka ia akan menerima ganjaran seorang syahid".

PERAN HANDAL IBU, TAKKAN TERGANTIKAN





Tahun 2004 yang lalu, Majelis Ulama Indonesia pernah mengkampanyekan Gerakan Kembali ke Rumah. Seruan ini ditujukan untuk penyadaran kaum perempuan dalam peran utama mereka yakni sebagai ummu wa rabbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga). Sayang, gaungnya tenggelam oleh jargon yang didengungkan para aktivis perempuan.

Kesadaran akan pentingnya tugas-tugas ibu yang tak tergantikan oleh siapapun ini, bahkan sudah menjadi trend di negara maju sejak lama. Di Amerika (yang sering menjadi barometer penggiat Feminisme), gerakan keluar rumah mulai ditinggalkan oleh kaum perempuan. Mereka berbondong-bondong memutuskan back to family. Berawal dari meluasnya sindrom Cinderella Complex, yakni perasaan akan kegamangan sebagai “public woman”, bermunculanlah organisasi-organisasi yang mendukung kembalinya kaum ibu kepada tugas domestik, sebagai pengatur rumah tangga dan pendidik utama anak-anak. Tak heran jika angka statistic partisipasi perempuan dalam karier di ranah publik terus menurun (USA Today, 10/05/1991).

Terabaikannya peran ibu sebagai pelahir generasi dan pendidik utama anak-anak, telah melahirkan sisi-sisi kelam dunia anak. Memang, terabaikannya peran ibu bukanlah “penyebab” tunggal, karena ada faktor sistemik seperti lingkungan dan negara yang berpengaruh. Namun fakta membuktikan, banyak anak-anak “gagal” lahir dari sebuah rumah tangga dimana tidak ada figur sentral sebagai pendidik. Islam telah menuntun tugas domestik seorang ibu tidak bisa digantikan oleh siapa pun. Dia tidak dapat dinilai dengan materi, namun Allah akan menggantinya dengan pahala dan surga. Fatimah, seorang putri Rasulullah yang mulia saja harus bersusah payah dalam mengurus rumah tangganya.

Selain itu ibu yang sadar akan perannya juga terlibat dengan aktivitas politik berdasarkan aqidah Islam, sebagaimana firman Allah : “Haruslah ada segolongan umat diantara kalian yang menyeru kepada kebaikan (islam), menyuruh yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali imran : 103). Dengan aktivitas politik inilah seorang ibu dapat menyuarakan Islam untuk mengoreksi penguasa yang lalai dengan hukum-hukum Allah dan dapat berpengaruh pada generasi dambaan umat. Karena kesadaran politik Islam artinya memahami dan menyakini bahwa pemeliharaan urusan-urusan umat (Politik) harus diatur dengan syariat Islam. Selain itu seorang ibu yang tergabung dengan aktivitas politik, dapat melakukan pembinaan terhadap kader-kader politik perempuan dalam partai Islam dan membina kesadaran politik perempuan di luar partai.

Dengan demikian para perempuan terutama kaum ibu, hendaknya memahami betul peran dan tanggung jawabnya sebagai muslimah sholihah, sebagai seorang isteri, ibu dan anggota masyarakat. Saat semuanya dilakukan dalam tataran pemeliharaan urusan umat dan diatur dengan syariat Islam maka telah terwujud aktivitas politik perempuan. Sehingga tidak akan terjadi jurang pemisah antara peran handal seorang ibu dan keterlibatannya diaktivitas politik Islam. Karena peran handal seorang ibu berarti juga beraktivitas politik.

Maka tidaklah pantas kita sebagai perempuan malu dan merasa tidak bisa mengaktualisasikan diri bila hanya berkutat di sektor domestik atau hanya sebagai ibu rumah tangga. Dari sebuah rumahlah, generasi-generasi Islam akan muncul. Kokohnya sebuah negara berasal dari kokohnya bangunan keluarga. Sebagai muslimah yang beriman, siapa lagi panutan kita kalau tidak Rasulullah dan keluarganya?. Wallahu’alam bi Showab.

Nusaibah binti Ka'ab: Srikandi Penolong Rasulullah

DI SEKELILING Rasulullah SAW terdapat terdapat para lelaki dan wanita (baca: para shahabat dan shahabiyah) dengan keimanan dan konsistensi tiada bandingannya. Mereka adalah orang-orang yang berani, dermawan, santun, dan mengasihi orang lain.

Tak terhitung lagi banyaknya literatur sejarah yang acapkali memuji kontribusi para sahabat Rasulullah SAW, namun penting juga rasanya memeras tenaga untuk menelisik informasi yang ada tentang kontribusi para shahabiyah (sahabat wanita) Rasulullah. Di antara sekian banyak dari mereka, salah satunya adalah Nusaibah binti Ka’ab r.a. yang –bersama keluarganya—dikenal sebagai sosok yang humanis dan sering berderma.

Di berbagai kitab hadits dan sirah (sejarah), Nusaibah dikenal dengan julukan ‘Ummu Imarah.’ Setelah mendengar Islam dan mengetahuinya, wanita yang memeluk Islam pada permulaan Islam muncul ini ikut pergi bersama kaum lelaki dari Madinah ke Makkah untuk bergabung dengan komunitas muslim di bawah bimbingan Nabi Muhammad.




...Nusaibah menjadi salah satu shahabiyah terkemuka yang disegani banyak orang, karena superioritasnya, terutama keberanian ketika membela Rasulullah pada Perang Uhud...

Nusaibah kemudian menjadi salah satu shahabiyah terkemuka yang disegani banyak orang. Hal ini dikarenakan superioritasnya, terutama keberanian yang didemonstrasikannya ketika membela Rasulullah pada Perang Uhud. Ketika itu, pada perang tersebut dia bergabung dengan pasukan Islam untuk mengemban tugas penting dalam bidang humanitarian. Bersama para wanita lainnya, Nusaibah ikut memasok air kepada para prajurit muslim dan mengobati mereka yang terluka.

Sejatinya, sungguh sangat tidak biasa bagi seorang wanita untuk ikut berpartisipasi di medan perang. Namun mereka memiliki peran penting dalam mengerahkan pasukan, memacu semangat mereka dengan senandung jihad, memuaskan dahaga para prajurit yang kehausan setiap kali cuaca panas menyengat, dan yang terpenting adalah mengobati para prajurit terluka.

Kita dapat mengetahui keberanian Nusaibah pada Perang Uhud dikarenakan pada perang tersebut banyak hal-hal yang tidak berjalan mulus. Pada prosesnya, nyawa Nabi Muhammad Saw. pun berada dalam bahaya. Meski tidak dapat disebutkan peristiwa-peristiwa detil pada perang tersebut, tapi penting untuk menyebutkan bahwa ketika pasukan pemanah di bawah komando Abdullah bin Jubair mengabaikan instruksi Rasulullah dan meninggalkan pos mereka, seketika itu juga pasukan musuh di bawah komando Khalid bin Al-Walid merangsek naik menempati pos mereka.

Dalam sebuah hadits shahih dinyatakan bahwa dalam perang tersebut sedikitnya 70 sahabat terluka dan banyak lainnya yang mati syahid.

...Ketika melihat Rasulullah menangkis berbagai serangan musuh sendirian, Nusaibah segera mempersenjatai dirinya dan membentuk sebuah formasi pertahanan untuk melindungi Rasulullah...

Ketika melihat Rasulullah menangkis berbagai serangan musuh sendirian, lalu Nusaibah segera mempersenjatai dirinya dan bergabung dengan yang lainnya membentuk sebuah formasi pertahanan untuk melindungi Rasulullah. Berbagai buku sejarah mencatat bahwa ketika itu Nusaibah berperang penuh keberanian dan tidak menghiraukan dirinya dalam membela beliau.

Meski akhirnya kaum muslimin mendapatkan kemenangan di Perang Uhud, sejatinya perang tersebut mencatat sejumlah pelajaran penting yang harus dicamkan kaum muslimin. Di sejumlah pelajaran penting tersebut terselip sebuah nota peranan penting Nusaibah dan keluarganya yang telah berjibaku bersusah payah membela Nabi Muhammad.

Dalam rangka membela Nabi Muhammad, Nusaibah sendiri menderita luka-luka, ada sekitar 12 luka di tubuhnya dengan luka di lehernya yang cukup parah. Namun hebatnya dia tidak pernah mengeluh, mengadu, atau bersedih. Dia justru memohon kepada Rasulullah agar mendoakan diri dan keluarganya agar kelak bisa bergabung bersama beliau di surga. Dan Rasul pun mengabulkan permintaannya.

Dalam sejarah Islam, selain disebut-sebut sebagai salah satu sahabat pionir dan berani, Nusaibah juga dinyatakan sebagai seorang wanita yang memiliki kesabaran luar biasa dan selalu mendahulukan kepentingan orang lain dari dirinya sendiri. Salah seorang putranya kemudian syahid di pertempuran selanjutnya. Nusaibah menerimanya dengan penuh keyakinan bahwa putranya mendapatkan kedudukan tinggi di sisi Allah, dan menerima berita kematian itu dengan penuh kemuliaan serta kebanggaan.

Tidak hanya Perang Uhud, Nusaibah bersama suami dan putra-putranya ikut dalam, Peristiwa Hudaibiyah, Perang Khaibar, Perang Hunain dan Perang Yamamah. Dalam berbagai pertempuran itu, Nusaibah tidak hanya membantu mengurus logistik dan merawat orang-orang yang terluka. Lebih dari itu, dia juga terjun ke medan perang dan mengangkat senjata. Bahkan pada Perang Yamamah, selain mendapat sebelas luka, tangannya juga terpenggal oleh musuh.

Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, sebagian kaum muslimin kembali murtad dan enggan berzakat. Abu Bakar Ash-Shiddiq yang menjadi khalifah pada waktu itu segera membentuk pasukan untuk memerangi mereka. Abu Bakar mengirim surat kepada Musailamah Al-Kadzdzab dan menunjuk Habib, putranya Nusaibah, sebagai utusannya.

...Pada Perang Yamamah, Nusaibah dan putranya Abdullah ikut memerangi Musailamah sampai dia tewas di tangan mereka berdua...

Musailamah memerintahkan Habib untuk menyatakan bahwa dia adalah utusan Allah, namun Habib menolaknya dengan alasan bahwa dia tuli. Musailamah yang merasa marah akhirnya menyiksa Habib dengan memotong anggota tubuhnya satu persatu sampai syahid. Meninggalnya Habib meninggalkan luka yang dalam di hati Nusaibah. Pada Perang Yamamah, Nusaibah dan putranya Abdullah ikut memerangi Musailamah sampai dia tewas di tangan mereka berdua. Beberapa tahun setelah peristiwa Perang Yamamah, Nusaibah meninggal dunia. Yassarallahu hisabaki wa yammanallahu kitabaki! [ganna/voa-islam.com/ dari berbagai sumber]

Membongkar KEBOHONGAN majalah SABILI

Baru-baru ini, Majalah Islam Sabili No 21 TH XVII 13 Mei 2010/28 Jumadil Awal 1431 H, hal.50-57 menurunkan sebuah tulisan panjang lebar yang ditulis oleh Lutfi A Tamimi, dengan judul Menguak Hizb at-Tahrir. Tulisan ini tidak hanya menyesatkan umat Islam Indonesia, akan tetapi juga sarat dengan kebohongan, fitnah, dan tendensi-tendensi culas untuk menikam Gerakan Islam Hizbut Tahrir. Tidak hanya itu saja, tulisan ini juga mengesampingkan prinsip-prinsip syar'iy dan ilmiah yang dijunjung tinggi oleh kaum Mukmin yang berakal. Pasalnya, tulisan Lutfi A Tamimi banyak merujuk buku al-Mausu'ah al-Muyassarah fi al-Adyaan wa al-Madzaahib al-Mu'ashirah yang dikeluarkan oleh An Nadwah al-'Alaamiyah li asy-Syabaab al-Islaamiy (WAMY), dan tidak merujuk kepada sumber-sumber primer Hizbut Tahrir. Celakanya lagi, ia sama sekali tidak berusaha melakukan tabayyun (cross check) kepada Hizbut Tahrir. Padahal, buku keluaran WAMY itu juga tidak merujuk kepada sumber-sumbr primer Hizbut Tahrir, tetapi merujuk pada buku lain karya Shadiq Amin yang berjudul al-Da’wah al-Islamiyyah Faridlah Syar’iyyah wa Dlarurah Basyariyyah. Buku karya Shadiq Amin ini pun dipenuhi dengan fitnah dan kedustaan. Bahkan, berdasarkan pengakuan pengarangnya sendiri, buku tersebut ditulis karena tekanan pemerintah Yordania. Jika demikian kenyataannya, berarti Lutfiy A Tamimi telah membuat sebuah tulisan tidak dengan referensi primer maupun sekunder, akan tetapi berdasarkan referensi tersier. Lalu, bagaimana sebuah tulisan yang cacat secara referensial ini bisa dimuat dalam Majalah Sabili yang notabene majalah Islam?
Untuk itu, agar kaum Muslim Indonesia tidak tersesat oleh fitnah dan kedustaan buku yang dikeluarkan WAMY, kami akan mengurai secara terperinci point-point penting dalam buku tersebut, agar tersingkap mana yang benar dan mana yang bathil.

I. KEBOHONGAN DENGAN MENGATASNAMAKAN HIZBUT TAHRIR

a. Syaikh 'Abdul Qadim Zallum Menulis Buku Hakadza Hudimat al-Khilafah? (Majalah Sabili, hal. 52)
Dengan pembacaan yang teliti, siapa saja akan dengan mudah menyaksikan kebohongan demi kebohongan dalam tulisan Lutfi At-Tamimi. Pada halaman 52, dia menyatakan, "Dia ('Abdul Qadim Zallum) menulis buku Hakadza Hudimat al-Khilafah". Statement ini benar-benar menunjukkan betapa awamnya ia terhadap tokoh-tokoh Hizbut Tahrir, dan betapa mudahnya ia berbohong dan berdusta. Perlu diketahui, Syaikh 'Abdul Qadim Zallum rahimahullah tidak pernah mengarang Kitab dengan judul "Hakadza Hudimat al-Khilafah"; tetapi berjudul "Kaifa Hudimat al-Khilafah".
Dia juga menyatakan pada halaman 52, "Tokoh Hizbut Tahrir lainnya adalah Abdurrahman Al Maliki dari Suriah, salah satu tokoh dewan pimpinan partai dan penulis buku Al-Uqubat". Lagi-lagi Lutfiy berbohong. Pasalnya, 'Abdurrahman Al Maliki bukanlah tokoh dewan pimpinan partai dan penulis buku Al Uqubat. 'Abdurahman Al-Maliki sendiri tidak pernah mengarang buku yang berjudul Al Uqubat. Salah satu buku yang pernah beliau karang berjudul Nidzam al-'Uqubat, bukan Al-'Uqubat.

b. Hizbut Tahrir Menentukan Batas Perjuangannya 13 Tahun? (Majalah Sabili, hal. 54)
Lutfi A Tamimi kembali melakukan kebohongan dengan menyatakan, "Dalam garis perjuangannya, Hizb at-Tahrir menentukan batas waktu 13 tahun sejak didirikannya. Artinya, Hizb at-Tahrir sudah harus mencapai tampuk pemerintahan selambat-lambatnya 13 tahun. Kemudian batas waktu itu diperpanjang sampai tiga dasawarsa karena pertimbangan kondisi dan karena adanya tekanan yang bertubi-tubi." Statement ini tidak pernah diungkap dalam kitab-kitab mutabannat, nasyrah, ta'mim, maupun kutaib yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir. Dalam konteks penegakkan Khilafah dan pengangkatan seorang Khalifah, Hizbut Tahrir justru berpendapat bahwa tenggat waktu yang ditetapkan syariat adalah 3 hari 2 malam. Artinya, kaum Muslim dilarang tidak memiliki seorang Khalifah lebih dari 3 hari 2 malam. Ketentuan seperti ini ditetapkan berdasarkan ijma' para shahabat. Ketika Umar bin Khaththab ra tertikam, beliau memberi batas waktu 3 hari kepada dewan syura yang dipimpin oleh 'Abdurrahman bin 'Auf untuk mengangkat seorang khalifah. Umar juga berwasiat kepada dewan syura, jika lebih dari 3 hari mereka tidak bisa mengangkat seorang khalifah dari mereka, maka anggota yang menolak akan dibunuh. Untuk melaksanakan wasiat itu, Umar bin Khaththab memerintahkan 50 orang pemuda yang dipersenjatai dengan pedang".[Ajhizah Daulah al-Khilafah fi al-Hukm wa al-Idaarah, hal. 53]

c. Hizbut Tahrir Melalaikan Aspek Rohani? (Majalah Sabili, hal.54)
Belum selesai berdusta, Lutfi A Tamimi kembali berbohong dengan mengatasnamakan Hizbut Tahrir. Pada halaman 54, dia menulis, "Hizb at-Tahrir melalaikan aspek ruhani. Ruhani dipandang hanya sebagai ide. Hizb at-Tahrir berpendapat, di dalam diri manusia tidak ada gejolak ruhani dan kecerdasan jasadi. Di dalam diri manusia hanya ada kebutuhan dan insting yang harus dipenuhi....". Pernyataan semacam ini tidak pernah ditemukan dalam kitab-kitab mutabannat Hizbut Tahrir. Pandangan Hizbut Tahrir terhadap ruh, telah dijelaskan panjang lebar dalam Kitab Mafaahim Hizb al-Tahrir. Hizbut Tahrir berpandangan bahwa ruh itu memiliki makna ganda. Ruh bisa bermakna nyawa (sirrul hayah/rahasia hidup manusia) yang menghidupkan kesadaran dan organ manusia. Ruh juga bisa bermakna idrak shillah billah (kesadaran akan hubungan dengan Allah swt). Hizbut Tahrir juga mengenalkan istilah ruuhiyyah dan naahiyah ar-ruhiyyah. [Lebih jelasnya bisa dibaca Kitab Mafaahim Hizb al-Tahrir]
Selain berbohong, Lutfi juga tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan aspek rohani tersebut? Apakah rohani yang dipahami masyarakat awam (jiwa), atau keyakinan dan akhlaq? Jangan-jangan dia tidak memahami apa yang ditulisnya sendiri, hanya untuk membuat kedustaan atas nama Hizbut Tahrir.
Jika yang dimaksud aspek ruhani adalah kesadaran akan hubungan dengan Allah, bagaimana bisa dinyatakan Hizbut Tahrir mengabaikan aspek ruhani? Di dalam kitab-kitab pembinaannya, Hizbut Tahrir selalu menekankan kepada anggotanya untuk berpegang teguh dengan aqidah Islamiyyah, dan selalu menampilkan perilaku yang berakhlaqul karimah. Hizbut Tahrir mengeluarkan banyak kitab mutabannat yang menekankan kewajiban dan pentingnya terikat dengan ‘aqidah dan syariat Islam; misalnya Asy Syakhshiyyah al-Islaamiyyah, juz 1, Kitab Nidzaam al-Islaam, Mafaahim Hizbut Tahrir, dan lain sebagainya. Bahkan, di tengah-tengah maraknya gerakan dan partai Islam bermusyarakah dengan pemerintahan sekuler dan berasyik masyuk dengan demokrasi, Hizbut Tahrir justru terbukti tetap istiqamah menjaga ‘aqidah dan ketaatannya kepada Allah swt, tidak bermusyarakah dengan pemerintahan kufur, dan tetap lantang menolak paham demokrasi-sekuler yang kufur. Tidak hanya itu saja, ketika partai-partai yang berlabel Islam berlomba-lomba merekrut orang-orang kafir menjadi anggotanya, Hizbut Tahrir tetap konsisten melarang orang kafir menjadi anggotanya. Lalu, bagaimana bisa dinyatakan bahwa Hizbut Tahrir abai dalam aspek ruhani?

d. Hizbut Tahrir Melarang Anggotanya Percaya Kepada Siksa Kubur dan Munculnya Dajjal (Majalah Sabili, hal; 54]
Pada halaman 54, Lutfi A Tamimi kembali mengulang-ulang kedustaannya dengan menyatakan, "Hizb at-Tahrir melarang anggotanya percaya kepada siksa kubur dan munculnya Dajjal. Menurut mereka, orang yang memercayainya dipandang sebagai pendosa.". Pernyataan ini merupakan kedustaan sekian kali yang dilakukan oleh Lutfiy A Tamimi. Pasalnya, tidak ada satu pun kitab, ta’mim, maupun nasyrah yang menyatakan hal itu. Dalam masalah-masalah ‘aqidah, pandangan Hizbut Tahrir sejalan dengan pandangan para ulama dari kalangan shahabat, tabi’un, tabi’ut tabi’iin, dan ulama-ulama mu’tabar lainnya, yakni, ‘aqidah harus dibangun di atas dalil qath’iy, baik tsubut maupun dilalahnya. Dalil yang memenuhi syarat ini adalah al-Quran dan hadits mutawatir yang dilalahnya qath’iy. Sedangkan hadits ahad, Hizbut Tahrir –seperti halnya pendapat mayoritas kaum Muslim dari kalangan shahabat dan ulama salafush shalih— berpandangan bahwa hadits ahad wajib diamalkan (wujubul ‘amal), dan tidak menghasilkan keyakinan (al-‘ilm), alias hanya menghasilkan dzann belaka. Apa yang dipegang oleh Hizbut Tahrir sama persis seperti yang dijelaskan oleh Imam Nawawiy dalam Muqaddimah Syarah Shahih Muslim:

وَأَمَّا خَبَر الْوَاحِد : فَهُوَ مَا لَمْ يُوجَد فِيهِ شُرُوطُ الْمُتَوَاتِرِ سَوَاء كَانَ الرَّاوِي لَهُ وَاحِدًا أَوْ أَكْثَرَ . وَاخْتُلِفَ فِي حُكْمِهِ ؛ فَاَلَّذِي عَلَيْهِ جَمَاهِير الْمُسْلِمِينَ مِنْ الصَّحَابَة وَالتَّابِعِينَ ، فَمَنْ بَعْدَهُمْ مِنْ الْمُحَدِّثِينَ وَالْفُقَهَاءِ وَأَصْحَابِ الْأُصُولِ : أَنَّ خَبَر الْوَاحِد الثِّقَةِ حُجَّةٌ مِنْ حُجَجِ الشَّرْعِ يَلْزَمُ الْعَمَلُ بِهَا ، وَيُفِيدُ الظَّنَّ وَلَا يُفِيدُ الْعِلْمَ ، وَأَنَّ وُجُوب الْعَمَل بِهِ عَرَفْنَاهُ بِالشَّرْعِ لَا بِالْعَقْلِ... وَذَهَبَ بَعْضُ الْمُحَدِّثِينَ إِلَى أَنَّ الْآحَادَ الَّتِي فِي صَحِيح الْبُخَارِيّ أَوْ صَحِيح مُسْلِم تُفِيدُ الْعِلْمَ دُونَ غَيْرِهَا مِنْ الْآحَاد . وَقَدْ قَدَّمْنَا هَذَا الْقَوْل وَإِبْطَاله فِي الْفُصُول وَهَذِهِ الْأَقَاوِيل كُلّهَا سِوَى قَوْلِ الْجُمْهُور بَاطِلَةٌ ، وَإِبْطَالُ مَنْ قَالَ لَا حُجَّةَ فِيهِ ظَاهِرٌ ْ .. وَأَمَّا مَنْ قَالَ يُوجِبُ الْعِلْمَ : فَهُوَ مُكَابِرٌ لِلْحَسَنِ . وَكَيْفَ يَحْصُلُ الْعِلْمُ وَاحْتِمَالُ الْغَلَطِ وَالْوَهْمِ وَالْكَذِبِ وَغَيْرِ ذَلِكَ ، مُتَطَرِّقٌ إِلَيْهِ ؟ وَاَللَّه أَعْلَمُ .

"Adapun khabar ahad, ia adalah hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat mutawatir, sama saja apakah karena perawinya satu atau lebih. Masih diperselisihkan hukum hadits ahad. Pendapat yang dipegang oleh mayoritas kaum Muslim dari kalangan shahabat dan tabi'iin, dan kalangan ahli hadits, fukaha, dan ulama ushul yang dating setelah para shahabat dan tabi'un adalah: khabar ahad (hadits ahad) yang tsiqqah adalah hujjah syar'iy yang wajib diamalkan, dan khabar ahad hanya menghasilkan dzann, tidak menghasilkan ilmu (keyakinan). Wajibnya mengamalkan hadits ahad, kita ketahui berdasarkan syariat, bukan karena akal....Sebagian ahli hadits berpendapat bahwa hadits-hadits ahad yang terdapat di dalam Shahih Bukhari dan Muslim menghasilkan ilmu (keyakinan), berbeda dengan hadits-hadits ahad lainnya. Pada penjelasan sebelumnya kami telah menjelaskan kesalahan pendapat ini secara rinci. Semua pendapat selain pendapat jumhur adalah bathil. Kebathilan orang yang berpendapat tanpa hujjah dalam masalah ini telah tampak jelas....Adapun orang yang berpendapat bahwa hadits ahad menghasilkan keyakinan, sesungguhnya orang itu terlalu berbaik sangka. Bagaimana bisa dinyatakan hadits ahad menghasilkan keyakinan (ilmu), sedangkan hadits ahad masih mungkin mengandung ghalath, wahm, dan kadzb? Wallahu a'lam bish shawab". [Imam An Nawawiy, Syarah Shahih Muslim]
Hizbut Tahrir tidak pernah menolak hadits ahad yang shahih, baik yang berkaitan dengan syariat (amal) maupun keyakinan (‘aqidah). Hadits ahad yang berbicara masalah amal (syariat) waijib diamalkan. Sedangkan hadits ahad yang berbicara tentang keyakinan atau ‘aqidah, maka cukup dibenarkan (tashdiq). Sebab, hadits ahad itu tidak menghasilkan keyakinan (tashdiq al-jaazim), akan tetapi dzann belaka (tashdiq).
Berkenaan dengan siksa kubur, Hizbut Tahrir tidak pernah menyinggung masalah ini secara terperinci di dalam kitab-kitab mutabannat. Hizbut Tahrir juga tidak pernah mengeluarkan instruksi kepada anggotanya untuk tidak memercayai siksa kubur dan kemunculan Dajjal. Yang benar, Hizbut Tahrir meminta kepada anggotanya untuk menerima semua hadits shahih dan melarang anggota mengingkari atau menolak hadits-hadits shahih (baik mutawatir maupun ahad).

e. Tokoh-Tokoh Hizbut Tahrir Mengabaikan Amar Ma'ruf Nahi 'Anil Mungkar?
Lutfi al-Kadzdzab kembali mengulang-ulang kebohongannya dengan menyatakan, "Tokoh-tokoh Hizb al-Tahrir memandang tidak perlu adanya usaha amar ma'ruf dan nahi munkar. Menurut mereka, usaha tersebut pada saat ini merupakan salah satu kendala tahapan pergerakan. Sebab, kewajiban amar makruf nahi munkar merupakah salah satu tugas negara Islam jika telah berdiri".
Sekali lagi, ini adalah kebohongan yang dilakukan oleh Lutfi A Tamimi. Pasalnya, tidak ada satupun statemen --baik yang dinyatakan dalam buku mutabannat, nasyrah, kutaib, ta'mim, maupun komentar-komentar lisan dari tokoh-tokoh Hizbut Tahrir-- yang menyatakan bahwa anggota Hizbut Tahrir harus mengabaikan atau melalaikan aktivitas amar makruf nahi mungkar.
Di dalam Kitab Manhaj Hizbut Tahrir fi at-Taghyiir disebutkan dengan sangat jelas sebagai berikut:




















"Amar makruf nahi munkar termasuk perkara yang diwajibkan Allah swt atas kaum Muslim. Sebab, Allah swt berfirman, "Wal takun minkum ummah yad'uuna ila al-khair wa ya'muruuna bi al-ma'ruf wa yanhauna 'an al-mungkar". [QS. Ali Imron (3):104]
Amar makruf nahi mungkar adalah kewajiban bagi kaum Muslim dalam setiap kondisi. Sama saja apakah Daulah Khilafah telah berdiri maupun belum. Sama saja apakah hukum Islam sudah diterapkan di pemerintahan dan masyarakat, atau belum.
Amar makruf nahi mungkar telah ada di masa Rasululla saw dan khulafaur rasyidin, dan orang-orang setelah mereka. Amar makruf nahi mungkar tetaplah fardlu bagi kaum Muslim hingga akhir jaman.
Akan tetapi, amar makruf nahi 'anil mungkar bukanlah thariqah untuk menegakkan khilafah dan mengembalikan Islam dalam kehidupan negara dan masyarakat, walaupun ia merupakan bagian dari aktivitas "melangsungkan kehidupan Islam" karena di dalamnya ada aktivitas mengoreksi penguasa, yakni menyeru penguasa untuk mengerjakan yang makruf dan meninggalkan yang mungkar. Akan tetapi, aktivitas melangsungkan kehidupan Islam berbeda dengan amar makruf nahi 'anil mungkar....".[Manhaj Hizbut Tahrir fi al-Taghyiir, hal. 8]
Dari uraian yang tersebut dalam Kitab Manhaj Hizbut Tahrir fi al-Taghyiir jelaslah, bahwa tidak ada satupun statement dari Hizbut Tahrir yang menunjukkan pengabaian dirinya terhadap aktivitas amar ma'ruf nahi 'anil mungkar. Realitas perjuangan Hizbut Tahrir di berbagai belahan dunia justru menunjukkan kenyataan sebaliknya. Di berbagai negara, banyak syabab Hizbut Tahrir ditangkap, dibunuh, dan diintimidasi oleh para penguasa dzalim dan fasiq, karena keberanian mereka dalam mengoreksi penguasa dan menyingkap persekongkolan jahat dengan negara-negara kafir imperialis.
Lutfi A Tamimi juga menyebutkan peristiwa penangkapan, penyiksaan, serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi syabab Hizbut Tahrir di berbagai belahan dunia akibat keberanian para syabab Hizbut Tahrir dalam menegakkan amar makruf nahi 'anil mungkar. [Lihat statement Lutfi saat menjelaskan sepak terjang Syabab Hizbut Tahrir di Banglades [Majalah Sabili, hal. 57] Lalu, bagaimana dia bisa menyatakan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir mengabaikan amar makruf nahi 'anil mungkar?

f. Cita-cita Utama Hizbut Tahrir Adalah Merebut Kekuasaan?
Pada halaman 55, Lutfi A Tamimi menyatakan, "..Tergambar bahwa cita-cita utama Hizb at-Tahrir adalah merebut kekuasaan". Ungkapan adalah kebohongan Lutfi A Tamimi untuk yang ke sekian kali. Cita-cita utama Hizbut Tahrir sebagaimana disebut dalam Kitab Hizbut Tahrir adalah sebagai berikut:



"Tujuan Hizbut Tahrir. Yaitu, melangsungkan kembali kehidupan Islam, mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia". Tujuan ini bermakna mengembalikan kaum Muslim kepada kehidupan Islamiy di dalam Daarul Islam dan masyarakat Islam. Dimana, seluruh urusan kehidupan di dalam masyarakat berjalan sesuai dengan hukum-hukum, dan sudut pandang masyarakat adalah halal dan haram di bawah naungan Daulah Islamiyyah, yakni Daulah Khilafah' di mana di dalamnya kaum Muslim mengangkat seorang Khalifah yang dibaiat atas dasar pendengaran dan ketataan, untuk berhukum dengan Kitabullah dan sunnah RasulNya, dan untuk mengemban Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad".[Hizbut Tahrir, hal.6]

g. Hizbut Tahrir Membolehkan Orang Kafir Menjadi Anggotanya (Majalah Sabili, hal. 55]
Pada halaman 55, Lutfi A Tamimi menyatakan, "Orang kafir diperbolehkan menjadi anggota Hizb at-Tahrir". Pernyataan di atas adalah dusta yang nyata. Pasalnya, Hizbut Tahrir sejak didirikan pada tahun 1953 tidak pernah mengubah pendiriannya. Sejak berdirinya, Hizbut Tahrir melarang orang-orang kafir menjadi anggota Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir hanya beranggotan kaum Muslim saja. Di dalam Kitab Ta'rif (Mengenal Hizbut Tahrir (terj)) dalam bab Keanggotaan Hizbut Tahrir, " Hizbut Tahrir menerima keanggotaan setiap orang Islam, baik laki-laki maupun wanita, tanpa memperhatikan lagi apakah mereka keturunan Arab atau bukan, berkulit putih ataupun hitam. Hizbut Tahrir adalah sebuah partai untuk seluruh kaum muslimin dan menyerukan kepada ummat untuk mengemban dakwah Islam serta mengambil dan menetapkan seluruh aturan-aturannya, tanpa memandang lagi ras-ras kebangsaan; warna kulit maupun madzhab-madzhab mereka..."[Mengenal Hizbut Tahrir, Dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir, hal.27, 2008, Pustaka Thariqul Izzah, Bogor]
Pendapat Hizbut Tahrir di atas disandarkan pada firman Allah swt;

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. [TQS Ali Imron (3):104]
Imam Ibnu Katsir menyatakan;

والمقصود من هذه الآية أن تكون فرْقَة من الأمَّة متصدية لهذا الشأن، وإن كان ذلك واجبا على كل فرد من الأمة بحسبه، كما ثبت في صحيح مسلم عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَده، فَإنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أضْعَفُ الإيمَانِ". وفي رواية: "وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ الإيمَانِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ"
“Maksud ayat ini adalah, hendaknya ada kelompok (firqah) dari umat ini (umat Islam) yang siap sedia menjalankan tugas tersebut (dakwah menuju Islam dan amar makruf nahi ‘anil mungkar), walaupun (dakwah menuju Islam dan amar makruf nahi ‘anil mungkar) juga kewajiban setiap individu umat ini; sebagaimana telah ditetapkan di dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah ra, bahwasanya ia berkata, “Rasulullah saw bersabda, “

"مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَده، فَإنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أضْعَفُ الإيمَانِ". وفي رواية: "وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ الإيمَانِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ" .
“Siapa saja diantara kalian yang menyaksikan kemungkaran, hendaknya ia ubah dengan tangannya. Jika ia tidak mampu (mengubah dengan tangan) hendaknya dengan lisannya. Dan jika ia tidak mampu (mengubah dengan lisannya), hendaknya dengan hatinya”. Di dalam riwayat lain dituturkan, ”Setelah itu tidak ada keimanan seberat biji gandum pun”.[HR. Imam Muslim dari Abu Musa al-Asy’ariy]
Di dalam Tafsir al-Thabariy disebutkan, ”Abu Ja’far menyatakan, ”..yakni adanya jamaa’ah (kelompok) yang menyeru manusia menuju kebaikan, yakni Islam dan syariat Islam yang telah disyariatkan Allah atas hambaNya; dan melakukan amar ma’ruf nahi ’anil mungkar; yakni memerintahkan manusia untuk mengikuti Nabi Mohammad saw, dan agamanya yang berasal dari sisi Allah swt; dan mencegah kemungkaran; yakni mereka mencegah dari ingkar kepada Allah, serta (mencegah) mendustakan Nabi Mohammad saw dan ajaran yang dibawanya dari sisi Allah....”
Imam Ali Al-Shabuniy menyatakan, ”Maksudnya, hendaknya dirikanlah kelompok (thaaifah) dari kalian (umat Islam) untuk berdakwah menuju Allah, dan untuk mengajak kepada setiap kebajikan dan mencegah dari setiap kemungkaran”.
Ayat di atas menunjukkan dengan sangat jelas bahwa, Allah swt telah memerintahkan kaum Muslim untuk mendirikan jama’ah, thaifah, hizb, atau kelompok dari kalangan kaum Muslim yang bertugas menyeru kepada Islam dan melakukan amar makruf nahi ’anil mungkar. Frase ”minkum” pada ayat di atas merujuk kepada kaum Muslim, bukan merujuk kepada non Muslim. Semua ini menunjukkan bahwa ”jama’ah” tersebut harus beranggotakan orang-orang Muslim, bukan orang-orang kafir. Selain itu, frase "wa ulaaika humul muflihuun" (mereka adalah orang-orang yang beruntung), semakin menyakinkan bahwa gerakan Islam tidak boleh beranggotakan orang kafir. Pasalnya, orang kafir tidak berhak mendapat gelar "muflihuun".

h. Hizbut Tahrir Membolehkan Kaum Muslim Mencium Wanita Asing [Majalah Sabili, hal.55]
Di halaman 55, Lutfi A Tamimi menyatakan, "Boleh berciuman dengan wanita asing (bukan isteri), baik disertai nafsu atau tidak". Statement di atas jelas-jelas kebohongan yang ditikamkan kepada Hizbut Tahrir. Pasalnya, Hizbut Tahrir mengharamkan kaum Muslim mencium wanita ajnabiyyah, atau pun sebaliknya. Keharaman mencium wanita ajnabiyyah atau sebaliknya, disebutkan dengan jelas dalam Kitab al-Nidzaam al-Ijtimaa’iy fi al-Islaam, ed.IV (Mu'tamadah), hal.53:

وهذا بخلاف القبلة, فقبلة الرجل لامرأة أجنبية يريدها, فقبلة المرأة لرجل أجنبي تريدها هي قبلة محرمة, لانها من مقدمات الزنا, ومن شأن مثل هذه القبلة أن تكون من مقدمات الزنا عادة, ولو كانت من غير شهوة, و لو لم يصل إلى الزنا,
“Ini berbeda dengan ciuman, ciuman seorang laki-laki terhadap wanita asing yang diinginkannya, atau sebaliknya, adalah ciuman yang diharamkan. Sebab ciuman semacam ini termasuk pembukaan dari zina. Pasalnya, ciuman pada umumnya adalah pembukaan menuju aktivitas zina, meskipun dilakukan tanpa syahwat atau tidak mengantarkan kepada zina".

i. Hizbut Tahrir Melarang Anggotanya Percaya Kepada Siksa Kubur dan Munculnya Dajjal (Majalah Sabili, hal; 54]
Pada halaman 54, Lutfi A Tamimi mengatakan, "Hizb at-Tahrir melarang anggotanya percaya kepada siksa kubur dan munculnya Dajjal". Pernyataan ini merupakan kedustaan sekian kali yang dilakukan oleh Lutfiy A Tamimi. Pasalnya, tidak ada satu pun kitab, ta’mim, maupun nasyrah yang menyatakan hal itu. Dalam masalah-masalah ‘aqidah, pandangan Hizbut Tahrir sejalan dengan pandangan para ulama dari kalangan shahabat, tabi’un, tabi’ut tabi’iin, dan ulama-ulama mu’tabar lainnya, yakni, ‘aqidah harus dibangun di atas dalil qath’iy, baik tsubut maupun dilalahnya. Dalil yang memenuhi syarat ini adalah al-Quran dan hadits mutawatir yang dilalahnya qath’iy. Sedangkan hadits ahad, Hizbut Tahrir –seperti halnya pendapat mayoritas kaum Muslim dari kalangan shahabat dan ulama salafush shalih— berpandangan bahwa hadits ahad wajib diamalkan (wujubul ‘amal), dan tidak menghasilkan keyakinan (al-‘ilm), alias hanya menghasilkan dzann belaka. Apa yang dipegang oleh Hizbut Tahrir sama persis seperti yang dijelaskan oleh Imam Nawawiy dalam Muqaddimah Syarah Shahih Muslim:

وَأَمَّا خَبَر الْوَاحِد : فَهُوَ مَا لَمْ يُوجَد فِيهِ شُرُوطُ الْمُتَوَاتِرِ سَوَاء كَانَ الرَّاوِي لَهُ وَاحِدًا أَوْ أَكْثَرَ . وَاخْتُلِفَ فِي حُكْمِهِ ؛ فَاَلَّذِي عَلَيْهِ جَمَاهِير الْمُسْلِمِينَ مِنْ الصَّحَابَة وَالتَّابِعِينَ ، فَمَنْ بَعْدَهُمْ مِنْ الْمُحَدِّثِينَ وَالْفُقَهَاءِ وَأَصْحَابِ الْأُصُولِ : أَنَّ خَبَر الْوَاحِد الثِّقَةِ حُجَّةٌ مِنْ حُجَجِ الشَّرْعِ يَلْزَمُ الْعَمَلُ بِهَا ، وَيُفِيدُ الظَّنَّ وَلَا يُفِيدُ الْعِلْمَ ، وَأَنَّ وُجُوب الْعَمَل بِهِ عَرَفْنَاهُ بِالشَّرْعِ لَا بِالْعَقْلِ... وَذَهَبَ بَعْضُ الْمُحَدِّثِينَ إِلَى أَنَّ الْآحَادَ الَّتِي فِي صَحِيح الْبُخَارِيّ أَوْ صَحِيح مُسْلِم تُفِيدُ الْعِلْمَ دُونَ غَيْرِهَا مِنْ الْآحَاد . وَقَدْ قَدَّمْنَا هَذَا الْقَوْل وَإِبْطَاله فِي الْفُصُول وَهَذِهِ الْأَقَاوِيل كُلّهَا سِوَى قَوْلِ الْجُمْهُور بَاطِلَةٌ ، وَإِبْطَالُ مَنْ قَالَ لَا حُجَّةَ فِيهِ ظَاهِرٌ ْ .. وَأَمَّا مَنْ قَالَ يُوجِبُ الْعِلْمَ : فَهُوَ مُكَابِرٌ لِلْحَسَنِ . وَكَيْفَ يَحْصُلُ الْعِلْمُ وَاحْتِمَالُ الْغَلَطِ وَالْوَهْمِ وَالْكَذِبِ وَغَيْرِ ذَلِكَ ، مُتَطَرِّقٌ إِلَيْهِ ؟ وَاَللَّه أَعْلَمُ .

"Adapun khabar ahad, ia adalah hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat mutawatir, sama saja apakah karena perawinya satu atau lebih. Masih diperselisihkan hukum hadits ahad. Pendapat yang dipegang oleh mayoritas kaum Muslim dari kalangan shahabat dan tabi'iin, dan kalangan ahli hadits, fukaha, dan ulama ushul yang dating setelah para shahabat dan tabi'un adalah: khabar ahad (hadits ahad) yang tsiqqah adalah hujjah syar'iy yang wajib diamalkan, dan khabar ahad hanya menghasilkan dzann, tidak menghasilkan ilmu (keyakinan). Wajibnya mengamalkan hadits ahad, kita ketahui berdasarkan syariat, bukan karena akal....Sebagian ahli hadits berpendapat bahwa hadits-hadits ahad yang terdapat di dalam Shahih Bukhari dan Muslim menghasilkan ilmu (keyakinan), berbeda dengan hadits-hadits ahad lainnya. Pada penjelasan sebelumnya kami telah menjelaskan kesalahan pendapat ini secara rinci. Semua pendapat selain pendapat jumhur adalah bathil. Kebathilan orang yang berpendapat tanpa hujjah dalam masalah ini telah tampak jelas....Adapun orang yang berpendapat bahwa hadits ahad menghasilkan keyakinan, sesungguhnya orang itu terlalu berbaik sangka. Bagaimana bisa dinyatakan hadits ahad menghasilkan keyakinan (ilmu), sedangkan hadits ahad masih mungkin mengandung ghalath, wahm, dan kadzb? Wallahu a'lam bish shawab". [Imam An Nawawiy, Syarah Shahih Muslim]
Hizbut Tahrir tidak pernah menolak hadits ahad yang shahih, baik yang berkaitan dengan syariat (amal) maupun keyakinan (‘aqidah). Hadits ahad yang berbicara masalah amal (syariat) waijib diamalkan. Sedangkan hadits ahad yang berbicara tentang keyakinan atau ‘aqidah, maka cukup dibenarkan (tashdiq). Sebab, hadits ahad itu tidak menghasilkan keyakinan (tashdiq al-jaazim), akan tetapi dzann belaka (tashdiq).

j. Hizbut Tahrir Membolehkan Anggotanya Memandang Gambar-gambar Porno (Majalah Sabili, hal.55)
Pada halaman 55, Lutfi A Tamimi menyatakan (mengutip buku keluaran WAMY), "Boleh memandang gambar-gambar porno". Statement ini merupakan kebohongan dia yang ke sekian kali. Pasalnya, statement seperti ini tidak pernah tercantum dalam kitab-kitab mutabannat, nasyrah, ta'mim, qarar, maupun kutaib. Lalu, dari mana dia bisa menyatakan bahwa Hizbut Tahrir membolehkan anggotanya melihat gambar porno? Selain itu, Al-Aalim al-'Allam Syaikh Atha' Abu Rusytah, Ami Hizb ke 3, dalam tulisannya telah mengharamkan kaum Muslim melihat gambar porno. Pasalnya, melihat gambar porno adalah wasilah menuju tindak keharaman. [Lihat Website Hizbut Tahrir Pusat].
Inilah fakta-fakta yang menunjukkan kebohongan Lutfi A Tamimi dan Majalah Sabili. Sebenarnya, kebohongan-kebohongan Lutfi A Tamimi dan Majalah Sabili tidak hanya berjumlah 10, akan tetapi lebih itu. Namun, cukuplah 10 kebohongan bagi kita untuk menolak apa yang ditulis oleh Lutfi A Tamimi. Pasalnya, berita atau riwayat pembohong wajib untuk ditolak!

II. KETIDAKJUJURAN SABILI
Pada dasarnya, tulisan berjudul "Menguak Hizb at-Tahrir" adalah refleksi ketidakjujuran Majalah Sabili dalam menyampaikan informasi kepada kaum Muslim. Tidak hanya itu saja, dimuatnya tulisan "Menguak Hizb at-Tahrir", juga menunjukkan bahwa Majalah Sabili telah mengabaikan prinsip syariat dan ilmiah yang dijunjung tinggi oleh kaum Muslim. Pasalnya, artikel panjang yang ditulis oleh Lutfi A Tamimi hanya merujuk kepada buku berjudul al-Mausu'ah al-muyassarah fi al-Adyaan wa al-Madzaahib al-Mu'ashirah yang dikeluarkan oleh An Nadwah al-'Alaamiyah li asy-Syabaab al-Islaamiy (WAMY), dan sama sekali tidak merujuk kepada sumber-sumber primer Hizbut Tahrir. Padahal, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, buku al-Mausu'ah al-muyassarah fi al-Adyaan wa al-Madzaahib al-Mu'ashirah juga tidak merujuk kepada sumber-sumber primer Hizbut Tahrir, akan tetapi merujuk kepada buku karya Shadiq Amin yang berjudul al-Da’wah al-Islaamiyyah Faridlah Syar’iyyah wa Dlarurah Basyariyyah. Buku karya Shadiq Amin ini pun juga tidak merujuk kepada sumber primer Hizbut Tahrir, sehingga tidak layak dijadikan sebagai referensi untuk memahami jatidiri Hizbut Tahrir. Bahkan, buku tersebut dipenuhi kedustaan dan kebohongan dengan mengatasnamakan Hizbut Tahrir. Jika referensi utama buku terbitan WAMY, yakni buku al-Da’wah al-Islaamiyyah Faridlah Syar’iyyah wa Dlarurah Basyariyyah karya Shadiq Amin cacat secara ilmiah, lebih-lebih lagi tulisan-tulisan yang merujuk kepadanya.
Tidak hanya menyebarkan kebohongan dan kedustaan saja, Majalah Sabili bahkan berusaha menutup-menutupi kebohongannya dengan memuat wawancara dengan juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Al-Faadlil Ust. Ismail Yusanto, yang telah mereka ubah (edit). Misalnya, dalam wawancara itu ditulis, "Apa pendapat Anda tentang buku Gerakan Pemikiran Keagamaan terbitan WAMY? Lalu jawaban al-Faadlil Ust Ismail Yusanto ditulis, "Sebenarnya bagus untuk pengetahuan masyarakat umum. Hanya sekarang ini banyak sekali buku-buku tentang pergerakan Islam yang tidak sesuai dengan pergerakan yang sesungguhnya. Mereka tidak melakukan tabayun dan konfirmasi pada pihak yang bersangkutan..". Jawaban ini ditulis sedemikian rupa oleh Majalah Sabili untuk mengesankan bahwa buku terbitan WAMY itu bagus dan layak dibaca oleh masyarakat umum. Padahal, Al Faadlil Ust. Ismail Yusanto tidak pernah menyatakan seperti itu, bahkan, beliau sama sekali tidak pernah menyatakan bahwa buku terbitan WAMY itu bagus dan layak dibaca oleh masyarakat umum. Pasalnya, beliau sendiri juga memahami bahwa buku WAMY itu adalah buku yang dipenuhi dengan kebohongan dan fitnah. Jika tidak untuk menutupi kebohongan dan niat jahat mereka, mengapa Majalah Sabili menulis perkataan Jubir HTI seperti itu?

III. IKHTILAF YANG DIKESANKAN SEBUAH KESESATAN
Tidak cukup hanya berdusta dan berbohong saja, Majalah Sabili juga mengangkat pendapat-pendapat Hizbut Tahrir yang dikesankan sebagai pendapat sesat dan menyimpang. Padahal, pendapat-pendapat tersebut adalah pendapat Islamiy yang sebenarnya masih dijadikan perdebatan oleh ulama-ulama mu'tabar. Anehnya, pendapat-pendapat tersebut dikesankan sebagai pendapat aneh dan menyimpang dari Islam.
Pada hal 56 Majalah Sabili, misalnya, disebutkan,"Seorang laki-laki dan perempuan yang menikah dengan salah seorang muhrimnya harus dipenjara selama 10 tahun". Statement ini berasal dari kitab Kitab Nidzam al-'Uquubat karya Dr. Abdurrahman Al Maliki, namun, redaksinya tidak lengkap. Yang disebutkan di dalam kitab Nidzam al-‘Uqubat adalah sebagai berikut, “Siapapun yang menikah (bukan berzina) dengan salah seorang mahram yang abadi, seperti ibu dan saudara perempuan, dipenjara 10 tahun.”
Dr ‘Abdurrahman al-Malikiy berpendapat bahwa orang yang menikahi mahram abadinya tidak boleh dikenai had zina, sebab masih ada syubhat akad yang menghalalkan farji seseorang, meskipun akad nikah itu fasid. Pendapat seperti ini juga dipegang oleh ulama Hanafiyyah. ‘Abdul Qadir al-Audah dalam kitabnya (al-Tasyrii’ al-Janaaiy al-Islaamiy, juz II, hal. 363), menyatakan“,Akan tetapi Abu Hanifah sendiri berpendapat, orang yang menikahi ibunya, anak perempuannya, bibi, (mahram abadi), kemudian menyetubuhinya, maka untuk kasus ini tidak dikenai had zina, meskipun mereka mengaku mengetahui hal itu adalah tindakan haram. Untuk kasus semacam ini cukup dikenai hukuman ta’zir. “ Ia melanjutkan, “Imam Abu Hanifah tidak menjatuhkan had untuk kasus semacam ini karena ada syubhat.” Atas dasar itu, pendapat Dr. ‘Abdurrahman al-Malikiy bukanlah pendapat yang menyimpang. Bahkan pendapat ini merupakan pendapat tangguh yang dipegang oleh Imam Abu Hanifah.
Perlu diketahui juga bahwa Kitab Nidzam al-'Uqubat karya Dr. Abdurrahman Al Baghdadiy bukanlah Kitab Mutabannat, sehingga tidak bisa mewakili pendapat Hizbut Tahrir dalam masalah ini.
Di halaman 56 juga dinyatakan bahwa Hizbut Tahrir berpandangan bahwa negara Islam diperbolehkan menyerahkan jizyah (upeti) kepada negara kafir. Redaksi lengkapnya adalah, "Negara Islam diperbolehkan membayar jizyah (upeti) kepada negara kafir". Seperti halnya kasus menikah dengan mahram abadi, statemen ini juga tidak lengkap. Yang benar, Hizbut Tahrir berpendapat bahwa dalam keadaan darurat Daulah Islam boleh meminta damai dengan kaum kafir dengan menyerahkan sejumlah harta kepada mereka. Pendapat ini juga dikesankan seolah-olah menyimpang dari Islam. Padahal, para fukaha empat madzhab telah membahas masalah ini dalam kitab-kitab mereka, dan mayoritas mereka membolehkan menyerahkan harta kepada negara kafir dalam keadaan darurat.
Di dalam Kitab Badaai' ash Shanaai' (Kitab Fikih Madzhab Hanafi) disebutkan:

وَلَا بَأْسَ أَنْ يَطْلُبَ الْمُسْلِمُونَ الصُّلْحَ مِنْ الْكَفَرَةِ وَيُعْطُوا عَلَى ذَلِكَ مَالًا إذَا اُضْطُرُّوا إلَيْهِ ؛ لِقَوْلِهِ - سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى - { وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا }
"Tidak mengapa kaum Muslim meminta perjanjian damai dari orang kafir yang untuk itu, kaum Muslim harus menyerahkan sejumlah harta, jika keadaannya darurat", berdasarkan firman "Wa in janahuu lis salmi fajnah lahaa". [Badaai' ash Shanaai' fi Tartiib Asy-Syaraai', juz 15, hal. 316]
Di dalam Kitab Qawaaniin al-Ahkaam asy-Syar'iyyah (Kitab Fikih Madzhab Malikiy) disebutkan:

أن من شروط جواز الصلح مع الكفار _خلوه عن شروط فاسد, و مثلوا للشروط الفاسد, بنحو: بذل مال لهم فى غير خوف. و يجوز مع الخوف
"Sesungguhnya, di antara syarat bolehnya melakukan perjanjian damai dengan orang-orang kafir –adalah kosong dari syarat-syarat fasid, dan mereka mencontohkan syarat-syarat fasid ini, adalah menyerahkan harta kepada mereka tidak dalam keadaan takut (darurat). Dan boleh menyerahkan harta jika dalam keadaan takut".[Qawaaniin Al-Ahkaam Asy-Syar'iyyah, hal. 175]
Pendapat senada juga dikemukakan ulama kalangan Madzhab Syafi'iy dan Hanbaliy. Lalu, mengapa Majalah Sabili mengesankan bahwa pendapat itu adalah pendapat sesat dan menyimpang dari Islam? Sedangkan realitasnya, pendapat ini adalah pendapat para fukaha mu'tabar?

KHATIMAH
Demikianlah, kami telah menjelaskan kebohongan-kebohongan dan upaya-upaya penyesatan yang terdapat dalam artikel "Menguak Hizb at-Tahrir yang dimuat dalam Majalah Sabili, No 21 TH XVII 13 Mei 2010/28 Jumadil Awal 1431 H, hal.50-57.
Semoga risalah ini mampu menyingkap mana yang benar dan mana yang bathil, sekaligus mengembalikan pihak-pihak yang memfitnah maupun yang terfitnah oleh tulisan Lutfi A Tamimi untuk kembali kepada pangkuan kebenaran dan cahaya persaudaraan karena Allah.
Umat Islam juga wajib berhati-hati terhadap majalah-majalah yang digunakan sebagai alat untuk memecah belah dan menyebarkan fitnah di kalangan kaum Muslim. Tidak hanya itu saja, kaum Muslim haram membuat, membeli, menjualkan, atau menyebarkan Majalah yang dipenuhi kebohongan, fitnah, dan tendensi culas. Wallahu al-Musta’an wa huwa Waliyu at-Taufiq. [SR]

insyaALLAH, aku tak takut kehilangan lagi...!! ^_^

Dari lantai II, beranda kamarku, tepat di bawah langit malam yang tak berbintang, laptop ini ku-otak-atik gak jelas..
langit pun memandangku dengan mata telanjang...

seakan memahami maksud jeritan hatiku :


"YA RABB, aq telah kehilangan.."
"aq telah kehilangan..."


kehilangan yg sangat kecil yg tak pantas aq PIKIRKAN..

kehilangan semu yang tak berarti...!!

ntah kenapa ketika aq merasa kehilangan aq hanya duduk terdiam dan membisu,,menerawang ke langit-langit mendengar kabar "kehilangan:".
setelah itu aku..aku..aku...

"TARAAAAAAAAAAAAAAA....!!!!!!!!!!!! I AM HAPPY AGAIN...!!! i get up again...!!!



GUBRAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKZZZZZZZ...........


FENOMENA YG MENYEDIHKAN ketika hanya kehilangan sesuatu yg tak berarti akan membuat kita surut dan tenggeam dalam kesedihan .."BLUPP..BLUPPP...BLUPP.."


maklumlah,kawan..!! kita hanya kehilangan dalam skala kecil,,

yg menyedihkan ialah ketika kita akan kehilangan identitas keISLAMan kita dan ternyata tidak menyadarinya...

HUWAAAAAA...




mw tahu???


ni..buacaaa.....!!! moga bermanfaat...!!!

khalifah ke dua, Amirul Mukminin Umar ibnu Khatthab:
”Letakkan kehidupan dunia itu dalam genggaman tangan anda, jangan letakkan dunia didalam hati anda.”




~sehingga ketika kita akan kehilangan sesuatu yg sangat kita sayangi, kita tidak akan tinggal berlarut-larut..kecuali keISLAMan yang memang telah melekat di hati, hati gak kan mungkin lepas,broo...!!~

@nie lagi....

Bagaimana bila kita meletakkan “sesuatu” itu ditangan kita? Bisakah “sesuatu” itu kita lemparkan menjauh dari kita? Bisakah “sesuatu” itu kita masukan ke dalam saku kita? Tentu jawabannya adalah bisa. Mengapa? Karena sesuatu itu ada di tangan kita pastilah ada di dalam kendali kita mau kita apakan saja bisa. Kita tinggalkan bisa, kita lempar bisa, kita berikan ke seseorang juga bisa.

Sebab semuanya masih ada dalam kendali kita. Hal ini akan lain bila “sesuatu” itu ada dalam “hati” kita. Sebab sesautu yang sudah melekat di dalam hati akan sulit kita lepaskan. Dan bila kita lepaskan, maka biasanya akan terasa sakit. Oleh karena itu nasihat sang khalifah ini benar-benar bijak. Letakkan dunia ini hanya sebatas di dalam genggaman tangan saja. Jangan sampai masuk ke hati. Iblis dan setan berusaha merayu kita untuk meletakkan dunia itu tidak hanya di dalam genggaman tangan tetapi sampai masuk ke hati.

Khalifah Umar bin Khatthab benar. Mengapa dunia cukup hanya kita letakkan di dalam genggaman dan tidak dalam hati. Sebab nilai dunia bila dibandingkan dengan nikmat akhirat adalah tiada bandingnya. Perhatikanlah sabda Rasulullah SAW tentang nilai dunia:

“Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan,maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat? (HR Muslim)

Rasulullah SAW telah mengigatkan kita dalam sabdanya :
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing, atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat.” (HR Bukhari)


Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada (malaikat) yang menghitung. Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui (QS Al Mu’minuun : 112-114)

Dari ayat di atas ada sesuatu yang menarik yang perlu kita cermati. Allah bertanya kepada manusia berapa tahun? Tetapi jawaban manusia ternyata sehari atau setengah hari. Apakah ada yang salah dalam teks Al Quran yang mulia tersaebut? Ternyata tidak . Allah bertanya berapa tahun dan manusia menjawab sehari atau setengah hari ini menunjukan adanya perbedaan perhitungan waktu antara dunia dan akhirat.

Hitungan tahunan dalam sekala kehidupan dunia setara dengan hitungan hari di akhirat. Dari sini kita tahu bahwa ternyata waktu kita hidup di dunia bila dibandingkan dengan bentangan waktu di akhirat sungguh tidaklah setara. Bila kita simak ayat-ayat berikut tentu kita akan lebih mengetahui betapa waktu dunia tidaklah berarti bila dibadingkan perhitungan-perhitungan waktu di akhirat:

“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari (QS An Naazi’aat : 46)

“Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka,(mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia)hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk (TQS Yunus [10] : 45)

Allah berkuasa atas waktu, di akhirat waktu benar-benar tidak setara dengan perbandingan waktu di dunia. Hal ini memberi pelajaran bagi kita bahwa perantauan kita ini benar-benar singkat. Sehingga Rasulullah tidaklah salah bila menambahi di akhir hadit dengan kata-kata “atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat.”

bila waktu diakhirat sangat tak terbatas, marilah kita hitung perbandingan rata-rata umur manusia di dunia dengan perbandingan lama penantian kita di padang masyhar saja. Rasulullah SAW bersabda:

“Bagaimana keadaan kalian jika Allah mengumpulkan kalian di suatu tempat , seperti berkumpulnya anak-anak panah di dalam wadahnya selama 50.000 tahun dan Dia tidak menaruh kepedulian terhadap kalian?” (HR Hakim dan Thabrani)

maka perantauan kita di dunia bila dibandingkan dengan lamanya kita menunggu di padang masyar untuk dikhisab hanyalah terasa selama : 2 menit 1 detik (trisnpirasi dari training ustad felix) . Sungguh benar apa yang disampaikan Rasulullah hidup senilai 2 menit 1 detik bila dibandingkan dengan waktu di padang masyar, bak air setetes dibandingkan air seluruh lautan.


“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati .”(QS al Anbiya [21] : 35)
Dan bila ajal itu telah tiba, maka tak dapat seorangpun mengundurnya:
“Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).” (QS Yunus : 49)

pesan singkatku :

kehilangan sesuatu yg sgt kita sayangi memang menyakitkan tp yang harus kita pahami ialah ketika Allah akan menakdirkan kita untuk kehilangan maka bersiap-siaplah untuk kehilangan krn tak ada yg abadi di dunia ini. semua yg bernyawa pasti akan merasakan mati..
dan karena kehilangan org yg kita sayangi akan melatih kita untuk ttp tegar dan sadar bahwa dunia ini hanya sementara. yg terpenting lagi ialah "moga kita dipertemukan dgn org2 yg kita cintai di surgaNya tentunya cinta karena ALLAH..

Di akhirat Allah berfirman, "Di mana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, maka hari ini Aku akan menaungi mereka dengan naungan yang tidak ada naungan kecuali naunganKu." (HR. Imam Muslim).

ALLAHU AKBAR...@!!!

SEMAANGATTTTTTTTTTTTTTTTTT!!!!!!!!!!!!

perjuangan belum berakhir...

(tiada kemuliaan tanpa ISLAM, tak sempurna islam tanpa SYARI'AH,tegakkah islam di bumi ALLAH, ALALAHU AKBARR....!!!)


BY

K.A.F (ME)






izinkan aku menggenggam cinta yang tak kan hilang..cinta sang pemilik cinta..kepunyaan ALLAH, cinta sejatiku hanya untukMu, Kekasihku....!!!!